Kamis, 12 Desember 2013

TEKNIK BUDIDAYA JAGUNG

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Produktivitas jagung di Indonesia masih tergolong rendah dan kurang produktif pemasokannya bila disejajarkan dengan Negara penghasil jagung internasional. Bagaimana tidak, semua itu terjadi karena salahnya pemakaian dan penggunaan procedure yang sebenarnya sudah diberlakukan oleh mekanisme pertanian modern. Penggunaan varietas yang tidak unggul menjadi penentu bagi permasalahan yang sampai saat ini menjadi kemelut bagi perkembangan jagung nasional, tidak hanya disebabkan oleh itu saja melainkan permasalahan tersebut muncul karena pemanfaatan teknologi diminoritaskan dan lebih cenderung memanfaatkan kearifan budaya local, penanaman yang tidak tepat dengan waktunya serta penggunaan dosis pupuk yang tidak disesuaikan dengan dosis pemakaian dan tepat sasaran. Selanjutnya, pendapatan yang diharapkan oleh petani adalah kebergantungan pascapanen dengan mengoptimalkan sesuai penanganannya.
  Kendati demikian, masih banyak momentum proses yang perlu dilakukan agar supaya ketahanan pangan terlebih jagung dapat terselesaikan dengan baik dan sesuai dengan pengharapan. Selektif dan teliti dalam mencari bibit penanaman, penyesesuain penggunaan lahan yang baik serta diolahnya dengan mekanisme pemberlakuan pertanian. Sebenarnya, keseluruhan akan permasalahan tersebut akan terselesaikan dengan sempurna dan baik apabila penyesesuaian akan banyak hal dilakukannya seperti waktu tanam yang sesuai, penyiapan benih yang berkualitas dan pemeliharaan dilakukan. Konsep teori tersebut akan berjalan apabila dilakukan dalam proses penanaman sebab lahirnya penerapan karena terjadinya suatu pembentukan konsep yang matang serta konsep tersebut sudah diuji kelayakannya dan tidak dapat diragukan lagi, lebih mudahnya dari budidaya jagung adalah apabila berkeinginan produktivitasnya meningkat tidak harus dengan lahan basah dan pemberlakuan system aerasi dan drainase yang baik terpentingnya adalah tanah tersebut bersifat gembur.
Upaya untuk menanggulangi banyak permasalahan sudah kerap dilakukan termasuk dalam rangka mendorong percepatan adopsi varietas unggul jagung, kegiatan perbenihan memegang peranan yang sangat vital. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tegak, perakaran kuat dan produksi tinggi. Salah satu permasalahan perbenihan di tingkat petani adalah harga benih yang mahal sehingga petani lebih memilih menanam jagung lokal atau turunan hibrida dari pertanaman musim sebelumnya. Permasalahan lain adalah benih tidak tersedia saat dibutuhkan.

1.2 Tujuan
1.    Untuk mengetahui dan menghitung produktivitas tanaman jagung.
2.  Untuk mengetahui teknik budidaya tanaman jagung yang baik.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Jagung merupakan bagian dari sub sektor tanaman pangan yang memberikan andil bagi pertumbuhan industri hulu dan pendorong industry hilir yang kontribusinya pada pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar. Tanaman jagung juga merupakan salah satu komoditi strategis dan bernilai ekonomis serta mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras (Anonim, 2003).
`           Peningkatan produksi jagung menunjukkan bahwa produksi jagung nasional rata-rata negatif dan cenderung menurun, sedangkan laju pertumbuhan penduduk selalu positif yang berarti kebutuhan terus meningkat. Pada kenyataannya total produksi dan kebutuhan nasional dari tahun ke tahun menunjukkan kesenjangan yang terus melebar dan jika terus dibiarkan, konsekuensinya adalah peningkatan jumlah impor jagung yang semakin besar dan Negara kita semakin tergantung pada Negara asing (Frobel, 2013).
Rumput teki (Cyperus rotundus) yang digolongkan sebagai gulma pada tanaman jagung, juga mempunyai kemampuan menghasilkan allelokimia. Hambatan pertumbuhan akibat adanya allelokimia dalam peristiwa allelopati dapat menyebabkan hambatan pada pembelahan sel, pengambilan mineral, respirasi, penutupan stomata, dan sintesa protein. Pelepasan alelokimia oleh rumput teki akan meningkat pada kondisi yang ekstrim, sehingga pertahanan tumbuhan gulma pada kondisi yang kurang menguntungkan. Salah satu kondisi yang kurang menguntungkan tersebut adalah tanah salin (Rizka, 2012).
Tindak lanjut arah kebijakan pembangunan ekonomi di sektor pertanian tersebut adalah ditetapkannya Agropolitan sebagai progam unggulan pembangunan dengan kompetensi berbasis jagung. Dalam pelaksanaannya masih banyak kendala yang dihadapi baik oleh petani maupun oleh perencana (pemerintah). Kaitannya dengan hal tersebut, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pertanian. (Nurdin, 2008).
Penggunaan jagung hibrida yang berproduksi tinggi meski secara ekonomis lebih menguntungkan bagi petani, namun dari sisi konservasi cukup mengancam keberadaan jagung varietas local yang merupakan sumber keragaman plasma nutfah local. Oleh karena itu pemanfaatan jagung hibrida pengembangan dari jagung local merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi kekurangan pasoan bahan pakan ternak yang terjadi saat ini. Hasil perakitan jagung hibrida yang berdaya hasil dan bernilai gizi tinggi pada kondisi input rendah sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas yang ada saat ini. Pemberian input rendah dapat mengurangi biaya produksi dan ramah lingkungan (Mubarakkan, 2012).
Tanaman jagung manis atau sweet corn merupakan jenis jagung yang belum lama dikenal dan baru dikembangkan di Indonesia. Sweet corn semakin popular dan banyak dikonsumsi karena memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan jagung biasa. Selain itu umur produksinya lebih singkat (genjah) yaitu 70 – 80 hari sehingga sangat menguntungkan Proses immobilisasi N menunjukkan bahwa unsur hara N belum tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam tanah sehingga menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman dan selanjutnya berpengaruh pada produksi tanaman jagung manis. Hal ini sesuai dengan pernyataan.
Di Iran budidaya jagung juga sangat penting. Permintaan negara jagung adalah sekitar 3,7 menjadi 4 juta ton per tahun dari yang 2,2 juta ton diproduksi  Secara internal dan hampir 1,5 juta ton yang disediakan oleh mengimpor (Departemen Pertanian Jihad, 2005). Jadi, bagian yang menonjol dari jagung disediakan oleh mengimpor, dan akibatnya, memperluas areal dan meningkatkan produksi tanaman ini memiliki prioritas khusus.
Uji coba lapangan pada manajemen kesuburan biologi tanah yang bertujuan untuk meningkatkan produksi jagung dilakukan di wilayah padang DR Kongo. Tiga bahan organik termasuk biomassa segar Entada abyssinica, Tithonia diver-sifolia, Stylosanthes gracilis dan kombinasi mineral nitrogen dan fosfor (NP) (115-63-0) bersama dengan kendali (tanpa pembuahan) dievaluasi untuk tanaman jagung pertumbuhan dan produksi. Uji coba lapangan adalah desain yang sama sekali ber-domized dengan empat ulangan. Tinggi tanaman, diameter batang basal, dan komponen hasil yang dinilai. Irrespec-tive perawatan pemupukan dan varietas, jagung menunjukkan pertumbuhan yang sama hingga 20 hari setelah tanam (DAS), dan kemudian dua kecenderungan yang berbeda diamati. Pada 60 DAS, tinggi tanaman dan diameter basal secara signifikan lebih besar dalam plot diobati dengan NP, T. diversifolia dan E (Mupala, 2012).
Salah satu aspek yang paling mendasar dari pengelolaan tanaman adalah budidaya jagung, seperti banyak produk lainnya tinggal tanggal menabur. Hal ini karena tanah dan tanah tunduk pada variasi iklim. Waktu tanam juga telah terbukti berdampak pada pertumbuhan tanaman. Berbagai percobaan telah menunjukkan bahwa selama pertumbuhan tanaman jagung, dari tanam sampai panen, tanaman menunjukkan perubahan signifikan dalam hal karakteristik fisiologis mereka (Khajeh pour, 2004).


















BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Produksi Tanaman I dengan acara “Teknik Budidaya Jagung”, dilaksanakan di Agroteknopark Jubung Universitas Jember pada hari kamis tanggal 24 Oktober 2013 pada jam 15.00 WIB sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.        Cangkul
2.        Tugal
3.        Roll meter
4.        Tali raffia
5.        Papan naman
6.        Ayakan
7.        Timba
3.2.2 Bahan
1.        Benih jagung
2.        Tanah
3.        dan pupuk : Urea, SP-36, KCL, Polybag ukuran 40x60, Tanah kering angin (diayak).
3.3 Cara Kerja
1.        Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.        Menyiapkan media tanam dengan cara mengayak tanah, dan menjemur sampai kering angin.
3.        Mengambil sampel tanah kemudian dianalisis dengan sidik cepat untuk mengetahui kondisi tanah meliputi pH, C-Organik, dan sifat fisik tanah.
4.        Memasukkan tanah sebanyak 10 Kg kedalam polybag, untuk perlakuan dengan penambahan BO berat tanah disesuaikan, kemudian menyiram dengan air.
5.        Menanam benih jagung pada masing-masing perlakuan, satu lubang diisi 2 benih.
6.        Pemupukan SP-36 dan KCL serta penambahan Bahan Organik sesuai dengan dosis anjuran dari analisis sidik cepat sedangkan untuk pupuk Urea sesuai dengan perlakuan. 
7.        Melakukan pengamatan secara rutin.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah terselesaikan dapat kita analysis bersama akan hasil dari masing perlakuan berbeda ini disebabkan karena perlakuannya pun berbeda. Pada perlakuan yang terburuk pada perlakuan perlakuan kontrol yang pada minggu 7 mengalami penurunan jumlah daun. jumlah akar pada tanaman jagung kontrol dengan jumlah 40, pada perlakuan 1 sebanyak 60, dan perlakuan 2 sebanyak 30. Panjang akar pada tanaman jagung pada perlakuan kontrol panjang mencapai 19 cm, perlakuan 1 panjang mencapai 33cm, perlakuan 2 panjang mencapai 33 cm.
Tanaman jagung mempunyai prospek yang baik jika dikelola secara intensif dan komersial. Permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor komoditas jagung cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk memenuhi kebutuhan pangan maupun non pangan. Disamping itu juga prospek pasar produksi jagung semakin baik, karena didukung oleh adanya kesadaran gizi dan diversifikasi bahan makanan pada masyarakat. Keadaan ini merupakan peluang pasar yang potensial bagi petani dalam mengusahakan tanaman jagung. Terlebihlagi setelah ditemukan benih jagung hibrida yang memiliki banyak keunggulandibandingkan dengan benih jagung biasa. Keunggulan tersebut antara lain, masa panennya lebih cepat, lebih tahan serangan hama dan penyakit, sertaproduktivitasnya lebih banyak. Dengan demikian peningkatan produksi jagung baik kualitas maupun kuantitas sangat penting.
Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman sehingga lazim terjadi penyerbukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek, jumlah daunnya ditentukan pada saat inisiasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh genotipe, lama penyinaran, dan suhu. Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman.
Dalam berbudidaya tanaman seperti pada umunya dalam perumbuhannya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor – faktor yang mempengaruhi tanaman jagung ada dua macam yaitu faktor lingkungan atau eksternal diantaranya adalah iklim cahaya, temperatur udara, air, angin, matahari dan gas), tanah tekstur dan struktur tanah, bahan organik, ketersediaan nutrien, dan pH), dan biologis gulma, serangga, mikroorganisme penyebab penyakit, nematode, dll). Cahaya sangat dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis berdasarkan cahaya tanaman dibedakan beberapa macam diantaranaya tanaman berhari pendek, netral dan panjang. Dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang optimal diperlukan adanya suhu ideal yang disebut temperatur optimum.
Di Indonesia pada daerah tropis temperatur optimum tumbuhan berkisar antara 220 – 370 C. tanah dan udara sekitar yang kurang lembab (airnya cukup) akan sangat baik atau cocok bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, karena pada kondisi seperti itu tanaman menyerap banyak air dan penguapan (transpirasi) air semakin menurun, sehingga memungkinkan cepat terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel-sel untuk mencapai ukuran maksimum. Unsur-unsur hara (nutrisi) dalam jumlah banyak yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan yang disebut unsur makro, misalnya C, O2, N, H, S, P, K, Mg. Adapun nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit disebut unsur mikro, misalnya Mn, Zn.tekstur tanah yang gembur dan yang mengandung bahan organik tinggi akan mendukung pertumbuhan tanaman jagung yang optimal.
Tanaman jagung digolongkan sebagai salah satu tanaman indikator untuk mengetahui ketersediaan hara dalam tanah, oleh karena itu untuk dapat tumbuh dan berkembangnya tanaman jagung secara optimal relatif dibutuhkan hara yang cukup, sehingga pemupukan merupakan salah satu faktor kunci bagi keberhasilan budidaya jagung. Pemberian pupuk, baik pupuk organik maupun anorganik pada dasarnya adalah guna memenuhi kebutuhan hara yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Untuk efisiensi pemberian pupuk maka pemupukan dilakukan secara berimbang, artinya pemberian berdasarkan kepada keseimbangan antara hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung berdasarkan sasaran tingkat hasil yang ingin dicapai dengan ketersediaan hara dalam tanah.
Peningkatan produktivitas tanaman jagung merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam hal peningkatan produksi tanaman jagung ini perlu memperhatikan berbagai faktor seperti iklim, esensial, hama dan penyakit danvarietas tanaman yang akan ditanam. Salah satu faktok iklim yang berpengaruh dalam meningkatkan produksi tanaman adalah cahaya. Cahaya merupakan hasil dari gabungan antara berbagai warna yang ditimbulkan oleh sinar matahari atau benda lain yang dapat menghasilkan cahaya. Bagi tanaman cahaya sangat penting karena menyangkut berbagai hal dalam melakukan fotosintesis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Bukan hanya dalam hal fotosintesis cahaya yang diperlukan oleh tanaman tetapi proses pekembangan seperti perkecambahan, perpanjangan batang, membukanya hipocotyl, perluasan daun, sintesa klorofil, gerakan batang dan daun, pembukaan bunga dan dormansi tunas.
Faktor esensial merupakan faktor yang meliputi beberapa hal seperti air, unsur hara, sifat fisik tanah dan sifat biologi tanah. Air merupakan mineral yang terbentuk dari H2 dan O2 sehingga membentuk senyawa dihidrogen oksida (H2O). Air ini juga sebagai sumber kehidupan karena 90% makluk hidup memerlukan air dan juga 95% tubuh makluk hidup terdiri dari air. Bagi kindom plantae atau tanaman air merupakan hal pokok dalam melakukan berbagai kegiatan seperti fotosintesis, pebelahan sel, perkembangan tanaman dan lain-lain. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman terutama tanaman jagung memerlukan air yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Tanaman jagung memerlukan tanaman yang hanya membutuhkan kadar air sedikit dalam siklus pertumbuhannya. Air didapat tanaman jagung dari dalam tanah melalui bulu-bulu akar tanaman. Masuknya air ke dalam akar melalui proses difusi yang terjadi pada sel akar tanaman. Akar tanaman jagung dapat mencapai panjang 25 cm sehingga dalam mencari sumber air tanah lebih efektif. Untuk tanaman jagung tanah yang paling bagus digunakan adalah tanah yang memiliki ketersedian air yang cukup selama pertumbuhan tanaman dan memiliki aerasi yang cukup.
Unsur hara yang terkandung didalam tanah merupakan faktor yang salah satu mendukung untuk peningkatan produksi tanaman jagung. Unsur hara digunakan tanaman untuk melakukan fotosintesis sehingga tanaman dapat melangsungkan pertumbuhan dan perkembangan. Unsur hara dapat ditambahkan ke tanah dalam bentuk pupuk baik dalam pupuk kimia maupun pupuk organik. Tanaman hanya memerlukan unsur hara utama yaitu N, P dan K. Ketiga unsur tersebut dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak dan juga berguna dalam membantu tanaman dalam hal pertumbuhan tanaman dan perkembangan tanaman. Untuk unsur P dan K digunakan tanaman untuk proses metabolisme sel, pembentukan enzim dan proses fisiologi tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil berat biji tanaman jagung. Dari hal tersebut dapat meningkatkan produktivitas tanaman jagung sehingga menambah berat kering setiap biji tanaman jagung.

Perkembangan jagung di indonesia, jangung merupakan bahan pangan yang di butuhkan oleh masyarakat indonesia maupun luar negri, kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Banyak contoh negara dengan sumber ekonomi cukup memadai tetapi mengalami kehancuran karena tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan bagi penduduknya. Sejarah juga menunjukkan bahwa strategi pangan banyak digunakan untuk menguasai pertahanan musuh. Dengan adanya ketergantungan pangan, suatu bangsa akan sulit lepas dari cengkraman penjajah/musuh. Dengan demikian upaya untuk mencapai kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional bukan hanya dipandang dari sisi untung rugi ekonomi saja tetapi harus disadari sebagai bagian yang mendasar bagi ketahanan nasional yang harus dilindungi.

1 komentar: