Kamis, 12 Desember 2013

MEMBUAT PREPARAT AWETAN NEMATODA DAN BIAKAN MURNI JAMUR

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam kehidupan sebuah organisme setidaknya manusia lebih dikenalkan dengan adanya sebab dan apa saja yang kerap dilakukan terhadap acuan aktivitasnya. Prioritas suatu upaya untuk mengetahui secara details mengenai sekelompok organisme yang hidup dan beradaptasi dengan mengelabui poros kehidupan disuatu habitatnya perlu adanya sebuah indikasi untuk mengetahuinya, salah satunya adalah nematoda, nematode yang kerap kita tau merupakan mikroorganisme yang hidup didalam tanah yang berbentuk seperti cacing memiliki ukuran mikroskopis, berbentuk silindris memanjang, berwarna transparan, serta berada pada tanah yang mengandung film-film air. Didalam tanah nematoda ada yang bersifat saprofit, akan tetapi juga ada yang bersifat patogen. Nematoda saprofit, bukan hanya bermanfaat bagi kesuburan tanah yang dikarenakan aktifitas metabolismenya nematoda menghasilkan keringat yang berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah tersebut. Karena bagaimanapun tidak kehidupan yang sekarang dilalui oleh nematoda merupakan sebuh penyampaian tingkat kesuburan pada tanah dan seperti bahasab diatas yang merupakan upaya rincinya nematoda.
Spesifikasi yang juga vital oleh nematoda adalah sebagai upaya pergerakan yang dapat menempuh kapasitas kecepatan yang dilakukan dengan perbandingan nematoda patogen pada umumnya. Hal tersebut terjadi dikarenakan nematoda patogen yang masuk kedalam perakaran tanaman akan menyerap nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan tanaman, dan akan menyebabkan tanaman tersebut terganggu pertumbuhannya. Selain itu, jika nematoda saprofit tidak memiliki stylet pada mulutnya, akan tetapi pada nematoda patogen, terdapat stylet pada ujung mulutnya, yang berguna untuk melukai, dan menembus dinding akar, dalam menyerang tanaman, nematoda dikenal memiliki 3 cara penyerangan, yakni ektoparasit, endoparasit, dan semiendoparasit. Ektoparasit merupakan serangan nematoda dengan cara membuat luka pada akar tanaman inang, sehingga tanaman inang yang akarnya dilukai oleh nematoda menjadi pintu masuknya nematoda dalam melakukan infeksi akar, yang selanjutnya akan menjadikan sebagai tempat nematoda untuk malakukan proses metabolisme pertumbuhannya, sehingga nematoda patogen melangsungkan perkembangbiakannya berada didalam tanaman inang tersebut, karena dengan pemberlakuan terhadap infeksi akar tersebut akan lebih menjanjikan tempat yang dibutuhkan dalam proses dan kelangsungan yang akan terjadi.
Selanjutnya adalah serangkaian proses adaptasi nematoda yang menyerang dengan sejumlah cara dan mulai masuk terhadap berbagai upaya pada lubang yang terabaikan inrensitas penahanannya, disini kerap kali manusia mengartikan sebuah endoparasit sebagai penyerangan nematoda dengan cara masuk melalui lubang-lubang alami tanaman inang, seperti misalnya pada pori-pori akar. Nematoda yang masuk melalui lubang-lubang akar tanaman tersebut kemudian melakukan proses perkembangbiakannya didalam tanaman inang, dan akan menyerap nutrisi yang dihasilkan oleh tanaman inangnya, sehingga menyebabkan tanaman inang pertumbuhannya  nejadi terhambat dikarenakan dengan begitu serangan demi serangan dapat dilakukan dengan maksud melalui lubang akar pada tanamannya.

1.2  Tujuan  
1.    Untuk mengetahui cara membuat preparat awetan, serta fungsi awetan nematoda dan jamur yang sudah benar-benar diuji kebenarannya.
2.    Upaya untuk lebih mengenal dan mengetahui teknik memancing nematoda dengan diupayakan semalam suntuk lamanya, guna mendapat resolusi yang diharapkan sebelumnya.








BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

            Nematoda adalah organisme Pengganggu Tanaman yang kerap mengganggu tanaman dan sejumlah orang menganggapnya sangat merugikan karena kebanyakan orang hanya mengetahui sejumlah peristiwa dan kejadian disekitarnya tanpa lebih mengetahui spesifikasi yang dapat kita cerna kebenaranya, tetapi perlu diketahui bahwa nematoda merupakan sejenis cacing halus yang hidup sebagai saprofit didalam air dan tanah, atau juga sebagai parasit pada tanaman dan hewan. Nematoda yang hidup sebagai parasit pada tanaman memiliki stylet yang berfungsi sebagai parasit pada tanaman dan hewan.hal yang juga dapat kita ketahui bahwa nematoda dapat memberikan manfaat bahkan menjadi perusak dari pada tanaman pertanian hampir di seluruh penjuru dunia, lebih lebih diindonesia karena tidak menutup kemungkinan hal yang terjadi itu disebabkan dan banyak dipengaruhi olehnya.
            Sebagai nematoda parasit yang sejumlah dari pakar pertanian mengklaim bahwa jenis ini lebih memberikan banyak kerugian dengan alasan yang sangat signifikan setelah kita kaji kebenarannya, ada beberapa kemungkinan yang terjadi kalau kita bisa menjadikan acuan terhadapnya. Hal tersebut dikarenakan masih belum di temukannya metode pengendalian nematoda dengan cara yang ramah lingkungan. Cara pengendalian nematoda dengan menggunakan nematisida kimiawi dapat menimbulkan dampak jangka panjang yang negatif dikarenakan bersifat beracunbagi manusia dan hewan peliharaan, selain itu, penggunaan nematisida kimiawi dapat dapat mencemari air, dan tanah. Sangat diupayakan dalam menyikapi terselubungnya pengendalian yang akan kita lakukan, lebih berat jika tidak ditindak lanjuti keseluruhan dari pada konsep penerapannya yang seperti itu.
            Produksi yang sungkar terjadi akhir akhir ini adalah tidak terkontrolnya pengendalian sehingga resolusi yang diharapkan tidak sesuai. Termasuk sejumlah serangan nematoda dapat menyebabkan kehilangan hasil yang sangat besar. Serangan nematoda dapat menyebabkan kerusakan pada akar dikarenakan nematoda menghisap sel-sel akar, yang mengakibatkan pembuluh jaringan akar terganggu sehingga translokasi air dan unsur haramenjadi terhambat. Serangan nematoda juga dapat mempengaruhi proses fotosintesis, dan transpirasi. Sehingga pertumbuhan terhambat daun berwarna menguning seperti kekurangan unsur hara, dan mudah layu. Seperi halnya yang terjadi pada kehilangan hasil pada tanaman kenaf mencapai 19%bahkan lebih bila serangannya berat, dan apabila berasosiasidengan Fusarium spp., kerugian hasil kenaf bisa mencapai 100%. Pengendalian NPA adalah dengan carafumigasi atau penggunaan nematisida. Tetapi solusi yang seperi itu tidak sepenuhnya menjamin. (Setyo-Budi dkk, 2009).
Ada beberapa sekelompok organisme memang yang paling dianggap sanagt berperan penting terhadapnya. Dan suatu upaya untuk lebih menindak lanjuti generasi hidup yang relatif singkat, menunjukkan respons yangspesifik terhadap berbagai gangguan tanah,dan kemampuan berkoloni yang tinggi. Hal yang juga tidak kalah pentingnya dalam mengevaluasi hindaran yang terjadi pada suatu dengan diketahuinya kedalaman optimal sampel tanah untuk mendapatkan data mengenai kerapatan dan biodiversitas nematoda tanah, maka pengetahuan mengenai nematoda tanah sebagai sarana biomonitoring kondisi suatu tanah akan mudah diperoleh dan ditemukan penitik beratkan dan juga selain itu,nematoda memiliki kulit yang permeabel, sehingga peka terhadap polutan. Kehidupan hewan ini sangattergantung pada habitatnya dan tidak bisa dilepaskan kecakapannya dalam mengalami intensitas kehidupanya. (Rahmita, 2007).
Teknik penggenangan akan mempengaruhi kemamouan perkembangan nematoda dari larva menjadi dewasa. Pada tanaha dengan perlakuan yang penuh air nematoda tidak mampu untuk bergerak dikarenakan lapisan air menebaldan dapat memperlihatkan penurunan penetasan telur. Selain itu, Pengendalian nematoda parasit tanaman saat ini umumnya masih dilakukan dengan menggunakan pestisida berupa insektisida yang sekaligus bisa digunakan sebagai nematisida. Pengendalian dengan kultur teknis dengan rotasi tanaman maupun penanaman tanaman antagonis kurang mendapatkan hasil yang signifikan. Penggunaan bahan kimia secara terus menerus dalam pengendalian nematoda dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. (Irfandri, 2008).
Nematoda parasit juga dengan agresif merusak tatanan akar sehingga menyebabkan tidak normalnya fungsi berbagai sistem yang memiliki peran yang sangat penting dalam dalam pertumbuhan tanaman. Populasi nematoda yang terdapat didalam media tanam baik didalam akar maupun didalam tanah berbeda pada masing-masing tanaman. Pertumbuha tanaman yang meliputi berat kering, dan berat basah tajuk sangat dipengaruhi oleh nematode, didalam melakukan budidaya tanaman pangan terdapat beberapa hambatan, dan salah satu hambatan yang terpenting adalah gengguna yang disebabkan oleh serangan nematoda parasit.
Serangan nematoda biasanya terjadi pada tanah yang memiliki tekstur kasar atau berpasir. Disamping nematoda parasit dapat memperlemah tanaman budidaya, nematoda ini dapat juga menurunkan produksi tanaman budidaya. Serangan nematoda parasit pada bagian akar tanaman sering ditunjukkan dengan bengkak akar. Hal tersebut dikarenakan nematoda masuk melalui lubang alami bulu-bulu akar, ataupun masuk dengan cara melukai bulu-bulu akar yang semulanya dapat diketahuai asas kebenarannya. (Reijntjes dkk, 2006).
            Terdapat banyak macam yang ada dalam kehidupan nematoda, salah satu yang sangat dikenal eksistensiya adalah nematoda yang menyerang tanaman budidaya adalah jenis nematoda Pratylencus. Serangan nematoda ini akan menyebabkan gejala nekrois pada akar tanaman dikarenakan nematoda ini bersifat endoparasit migratori, yaitu nematoda yang ketika makan nematoda ini berpindah-pindah didalam akar tanaman inangnya, dan bahkan keluar untuk menemukan akar yang baru. Tanaman varietas smooth ceyenne merupakan inang yang cocok bagi nematoda Pratylencus. (Swibawa dkk, 2010).
            Tercantum acuan dasar yang menyebabkan perkembangan dramatis daripada gannguan yang terjadi pada tanaman dengan berbagai upaya dalam melakukan gangguan pada pengangkutan unsur hara dan air oleh akar tanaman dapat secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman diatas tanah. Didalam perkembangbiakannya, nematoda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan. (Matnawy, 2007).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum teknik media tanam bagian hama dan penyakit tumbuhan dengan acara membuat preparat awetan nematoda dan biakan murni jamur dilaksanakan dilaboratorium hama dan penyakit tumbuhan fakultas pertanian universitas Jember pada hari Selasa 30 April 2013 pukul 19.00 sampai 04.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Mikroskop
2. Cawan petri
3. Preparat
4. Lidi
5. Bak/wadah
6. Saringan

3.2.2 Bahan
1. Tanaman pacar air
2. Air
3. glasswoll
4. Laktofenol
5. Parafin

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Memancing Nematoda
1. Memancing nematoda dengan cara mengambil mikroskop bonokuler, dan meletakkan diatas meja kerja, kemudian suspensi nematoda yang telah disediakan diletakkan dibawah lensa obyektif.
2. Menyesuaikan lensa mikroskop dengan kemampuan pandangan mata.
3. Setelah sasaran terlihat, dengan menggunakan pancing mengarahkan pancing tersebut pada nematoda.
4. Mengangkat nematoda sedikit demi sedikit dengan diikuti pentesuaian lensa , mengangkat hingga sampai permukaan air.

3.3.2 Membuat Preparat Awetan Nematoda
1. Mengumpulkan beberapa ekor nematoda yang telah difiksasi dan memasukkan kedalam gelas arloji atau cawan petri yang telah berisi laktofenol panas (65-70 C) dan memberi zat pewarna (asam fuksin, cotton blue dan lain-lain).
2. Membuat lingkaran parafin pada gelas benda, menetesi laktofenol secukupnya (1-2 tetes) memberi glasswoll pada tiga sisi sebagai penyangga agar nematoda tidak pipih.
3. Memindahkan nematoda dengan pancing (handling needle) dan menempatkan tepat ditengah-tengah lingkaran parafin dalam laktofenol.
4. Menutup dengan kaca penutup (cover slip).
5. Memanaskan diatas lempeng pemanas atau lampu bunsen beberapa etik untuk mencairkan parafinnya dan melekatkan dengan lem atau lak kuku.
6. Memasukkan kedalam lempeng preparat yang terbuat dari lempeng alumunium, menjepit dengan karton.
7. Memeberi etikettentang naman spesies, nama kolektor, tempat dan lain sebagainya.
8. Menyimpan dalam kotak preparat (ada yag terbuat dari kayu, plastik, ataupun seng)








BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan       
Dengan dilakukannya upaya dengan target uapaya terhadap suatu perbandingan dengan uji kebenaran praktikum dan literature yang ada dapat kita temukan bahwa setelah melakukan perbandingan dengan literatur, jamur yang tumbuh pada media biakan murni jamur miring tersebut adalah Aspergillus Nige ini adalah upaya yang dilakukan oleh kelompok awal daripada kelompok pertama yang dilakukannya dan kelompok selanjutnya adalah mengenai pengguanaan yang diuji permediaannya dan pemberlakuan dengan berbagai opsi dan setidaknya digunakan yang ada adalah dengan menggunakan media, dan perlakuan yang sama pula, dapat diperoleh pertumbuhan jamur dengan warna hijau, keputihan, dan setelah melakukan perbandingan dengan literatur jamur yang tumbuh adalah jenis Trichodermaspp. Terjadinya kesinmabungan dari upaya kelompok tiga dengan uji kualitatif serta pertumbuhan jamur dengan warna putih susu. Setelah melakukan perbandingan dengan literatur yang ditemukan jamur yang tumbuh dan begitu pula dengan selanjutnya kelompok dari pada keempat dan seterusnya
Tidak seluruh uji kebenaran yang dilakukan itu sepenuhya bisa menghasilkan sempurna, ada dari beberapa penelitian akan beberapa faktor yang dapat mengakibatkan kontaminasi tersebut diantaranya dan sudah diusahakan dapat bisa terjadi ketidak kontaminan semisal yakni tidak sterilnya peralatan yang digunakan untuk praktikum. Kebersihan peralatan, dan sterilnya peralatan laboratorium menjadi suatu hal yang harus diperhatikan dengan seksama. Hal tersebut dikarenakan semua kegiatan laboratorium yang menggunakan peralatan pasti berhubungan langsung dengan mikroorganisme yang kasat mata, jika peralatan yang telah digunakan tidak dibersihkan dan di sterilkan dengan akan menyebabkan kontaminasi, karena tidak dilakukannya ekstra hati-hati terhadapnya sebelum dilakukanNya.
Hal tak kalah penting lainnya adalah dalam penerapan konsep agar semua yang kita upayakan tidak terjadi kontaminasi adalah dengan menjaga betul sterilasi dan menjaga betul untuk menghindari kesalahan dalam isolasi yang dapat berakibat pada kesalahan data yang nantinya akan diperoleh. Kesalahan yang sering dijumpai pada beberapa kegiatan laboratorium adalah kesalahan dalam tahapan, atau langkah kerja, misal ada beberapa langkah kerja yang harus di lakukan secara berurutan, akan tetapi salah satu langkan tersebut tertinggal, atau bukan pada tahapannya akan mengakibatkan kesalahan hasil, dan sering pula upaya kita yang sudah terlaksanakan sia sia karena hasil akhir yang kita lakukan tidak terlalu memperhatikan anjuran dan ketentuan daripada praktikum, karena bakteri merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopis menjadikan bakteri sulit ketahui keberadaanya.
Hal tersebut menjadikan bakteri masuk kedalam media tanpa disadari dan akan tumbuh pada media yang seharusnya tidak diperuntukkan bagi bakteri tersebut. Jika hal tersebut sampai terjadi maka, akibat yang ditimbulkan adalah tumbuhnya mikroorganisme lain yang tidak diharapkan pada media tumbuh. Hal tersebut tentunya akan sangat mengganggu proses pertumbuhan, dan pengamatan bakteri yang diharapkan, dan nantinya akan berdampak pada kesalahan hasil data yang diperoleh.
Namun pada praktikum ini tidak dilakukan tahap membius nematoda, karena tujuan dari praktikum ini adalah pembuatan preparat awetan nematoda. Jamur dalam awetan tersebut telah berkembang dan memiliki struktur yang sempurna sehingga dapat dikatakan bahwa bahan awetan tersebut cukup ideal untuk dijadikan awetan jamur. Tahap pertama pembuatan preparat adalah mengambil jamur dari media. Pengambilan jamur dilakukan dengan menggunakan jarum ose yang telah disterilkan dengan dipanaskan, harus hati-hati dan teliti dalam pengambilan, jangan terlau banyak ataupun terlalu sedikit.
 Kemudian diletakkan pada gelas benda ditengah lingkaran parafin, lalu pengamatan pada mikroskop harus didapati tampilan yang bagus seperti hifa, badan jamur, dan spora jamur yang harus terlihat jelas, Pembuatan preparat merupakan kegiatan yang membutuhkan ketelitian dan kesabaran dimana pemancingan nematoda, pembuatan lingkaran paraffin, pemberian glaswool, dan pemberian larutan fiksatif, semuanya membutuhkan kejelian dan kesabaran. Praktikan harus mengulang beberapa kali untuk mendapatkan nematoda saat tahap memancing dan membuat lingkaran parafin.
Untuk bahasan selanjutnya adalah mengenai peranan langsung mikoriza adalah membantu akar dalam meningkatkan penyerapan air karena hifa cendawan masih mampu menyerap air dari pori-pori tanah pada saat akar tanaman sudah mengalami kesulitan mengabsorbsi air. Perbanyakan jamur dengan biakan murni adalah perbanyakan jamur dimana miselium jamur tumbuh pada media agar. Hasil dari biakan murni inilah yang kemudian diperbanyak menjadi biakan induk dan menjadi inokulum untuk membuat bibit jamur. Media yang biasa digunakan untuk biakan murni adalah medium agar Akar tanaman yang pendek dan serabut atau akar tanaman yang tidak dapat tumbuh dengan baik akibat sifat fisik dan kimia tanah yang rusak dapat terbantu perannya dalam menyerap air dan unsur hara. Hifa mikoriza yang telah menginfeksi akar tanaman dapat menjulur sampai 10 meter sehingga mampu menyerap unsur hara dan air pada daerah yang tidak dapat terjangkau oleh akar. Pada tanaman bermikoriza, respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan cenderung lebih dapat bertahan dari kerusakan korteks dibandingkan tanaman tanpa mikoriza. Gangguan perakaran ini tidak akan berpengaruh permanen pada akar-akar bermikoriza.
Adapun beberapa langkah dan cara yang dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk, dan menghasilkan hasil yang sesuai dan seperti diharapkan. Sedangkan jika hasil yang di dapat setelah melakukan isolasi dan masa inkubasi tidak ada perubahan, hal tersebut dikatakan biakan tidak tumbuh. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh beberapa hal seperti komposisi atau takaran media tidak sesuai dengan mikroorganisme yang akan di tubuhkan pada media tumbuh tersebut selain itu faktor yang dapat mengakibatkan mikroorganisme tidak tumbuh adalah ketika melakukan isolasi mikroorganisme yang diharapkan mati, matinya mikroorganisme tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor, dan salah satunya adalah terkena pancaran sinar ultraviolet
Perbandingan yang dilakukan terhadap jamur dan media biakan kelompok 1 adalah jenis jamur Aspergillus niger sp. Jamur Aspergillus niger merupakan salah satu jenis jamur yang merugikan dikarenakan jamur tersebut bersifat patogen pada tanaman inangnya. Hal yang menjadikan jamur Aspergillus niger mapu mengganggu proses pertumbuhan tanaman iang dikarenakan jamur tersebut dapat menghasilkan aflatoksin. Aflatoksin mampu mengkontaminasi biji-bijian, daging, buah-buahan sehingga menjadikan buah yang terkontaminasi menjadi busuk begitu pula dengan biakan murni kelompok 2 memiliki warna hijau, dan setelah dilakukan perbandingan dengan literatur yang didapatkan jamur yang tumbuh pada media biakan murni kelompok 2 adalah jenis jamur Trichoderma spp. Jamur tersebut menjadi salah satu jamur yang bersifat saprofit, atau menguntungkan bagi tanaman inangnya. Sedangkan pada biakan kelompok 3 dan kelompok 4 yang terkontaminasi jamur yang di tumbuhkan berwarna putih susu, dan setelah dibandingkan dengan literatur yang ada, jamur yang tumbuh pada media biakan kontaminasi.
Terdapat beberapa langkah yang harus mempuni terhadap awetan nematoda pertama yang dilakukan adalah dengan memasukkan akar tanaman inang nematoda tersebut beserta tanah yang menempel pada akar tanaman inang nematoda pada bak yang telah berisi air bersih. Kemudian langkah selanjutnya adalah membersihkan akar tanaman inang tersebut dengan menggunakan air yang telah tersedia didalam bak hingga akar tanaman inang bersih dari tanah. Langkah selanjutnya yakni membiarkan air dalam bak yang telah keruh dengan tanah dari tanaman ianang tersebut langkah berikutnya yakni menyaring air yang berada didalam bak tersebut dengan menggunakan 3 saringan yang memiliki kerapatan yang berbeda. Diawali dari saringan yang terlebar, hingga saringan yang paling rapat dengan tujuan agar nematoda tidak ikut terbuang bersama air yang telah disaring dengan sepenuhnya ketentuan pemakaian.










BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
            Setelah dilakukannya praktikum dan upaya dalam mencari kebenaran yang kita lakukan dapat kita simpulkan bahwa tidak keseluruhan apa yang manusia kebanyakan beranggapan itu benar, karena ada sekian mikroorganisme yang kita lakuakan sangat bermanfaat terhadap kesuburan tanah dan juga menjadi salah satu faktor yang sangat berperan penting untuk dan dalam proses pertumbuhannya, karena yang dilakukannya adalah sebuah upaya besar besaran dalam proses penumbuhannya.

5.2 Saran
a)    Dalam praktikum sangatlah dibutuhkan sebuah ketelitian, karena itu yang menjadi patokan dalam pengaplikasian dan upaya dalam mencari kebenaran praktikum serta dilakukannya.
b)   Perlu ditengarai sebuah dasar yang kita lakukan sebelum konsepnya diterapkn
c)    Kontaminasi yang terjadi akan membuat hal resolusi yang tidak diharapkan akan terjadi kalau tidak dilakukan exstra hati-hati.











DAFTAR PUSTAKA
Winarto dan Trizelia, 2008. Aktivitas Antagonistik Dan Karakterisasi Jamur Yang Berasosiasi Dengan Nematoda Bengkak Akar (Meloidogyne Spp.) Pada Tanah Dan Akar Tanaman Tomat.

Rahmita Dewi, dkk, 2007. Kerapatan Dan Biodiversitas Nematoda Tanah Gambut Di Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. 4 (2). 85-94.

Sunarmi Yohana Ipuk dan Saparinto Cahyo, 2010. Jamur. Jakarta. Penebar swadaya.

Pracaya, 2008. Hama Penyakit Tanaman. Jakarta. Penebar Swadaya.

Mustika Ika dan Ahmad Riza Zainuddin, 2004. Peluang Pemanfaatan Jamur Nematofagus Untuk Mengendalikan Nematoda Parasit Pada Tanaman Dan Ternak. Jurnal Litbang Pertanian. 23 (4). 115-116.

Fadhilah, dkk, 2011. Kajian Pengolahan Sampah Kampus Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponogoro. Modul. 11 (2). 62-63.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar