1.1 LATAR
BELAKANG
Istilah
hidroponik (hydroponics) digunakan untuk menjelaskan tentang cara bercocok
tanam tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Disini termasuk juga
bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan
porous lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali, kerikil, maupun gabus
putih. Penemu dari metode hidroponik ini adalah DR. WF. Gericke. Beliau adalah
seorang agronomis dari Universitas California, USA. Saat itu beliau berhasil
menanam tomat setinggi 3 meter yang penuh buah dan ditanam di dalam bak yang
berisi mineral hasil uji cobanya.
Penyemeaian
sistem hidroponik bisa menggunakan bak dari kayu atau plastik. Bak tersebut
berisi campuran pasir yang sudah diayak halus, sekam bakar, kompos dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1:1:1. Semua bahan tersebut dicampur rata dan
dimasukkan ke dalam bak dengan ketinggian sekitar 7cm. Masukkan biji tanaman
dengan jarak 1x1,5 cm. Tutup tisue/karung/kain yang telah dibasahi supaya
kondisi tetap lembab. Lakukan penyiraman hanya pada saat media tanam mulai
kelihatan kering. Buka penutup setelah biji berubah menjadi kecambah. Pindahkan
ke tempat penanaman yang lebih besar bila pada bibit telah tumbuh minimal 2
lembar daun.
Syarat media
tanam untuk hidroponik adalah mampu menyerap dan menghantarkan air, tidak mudah
busuk, tidak mempengaruhi pH, steril, dll. Media tanam yang bisa digunakan
dapat berupa gambut, sabut kelapa, sekam bakar, rockwool (serabut bebatuan).
Kemudian isi kantung plastik, polibag, pot plastik, karung plastik, atau
bantalan plastik dengan media tanam yang sudah disiapkan.
Karena media
tanam pada sistem hidroponik hanya berfungsi sebagai pegangan akar dan
perantara larutan nutrisi, untuk mencukupi kebutuhan unsur hara makro dan mikro
perlu pemupukan dalam bentuk larutan yang disiramkan ke media tanam dan d semprotkan ke pada tanaman yang kan d lakuka Kebutuhan
pupuk pada sistem hidroponik sama dengan kebutuhan pupuk pada penanaman sistem
konvensional.
Perawatan pada
sistem hidropinik pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan perawatan pada
penanaman sistem konvensional seperti pemangkasan, pembersihan gulma,
penyemprotan pupuk daun, dan lain
sebagainya. Ada beberapa keuntungan yang
diyakini bisa didapat dari bertanam secara hidroponik dibandingkan bertanam
secara konvensional (bertanam biasa di tanah). Salah satu contoh, bertanam
paprika secara hidroponik. Pertama, produksi per tanaman lebih besar dan
kualitas lebih baik. Selain itu lahan dapat ditanami paprika sepanjang tahun,
jika ditanam di tanah harus ada rotasi tanaman
1.2
TUJUAN
Mahasiswa
mengerti dan memahami pemanfaatan media tanaman non tanah dalam budidaya secara
hidroponik serta mengkaji respon dari media yang ada terhadap pertumbuhan
tanaman.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Akibatnya
adalah tanah berpasir rentan terhadap erosi dan kehilangan unsur hara tinggi sebaliknya,
tanah yang didominasi oleh partikel liat mengandung agregat yang lebih banyak,
karena partikel liat bermuatan elektrik yang memungkinkan terjadinya proses
agregasi tanah. Oleh karena itu dengan meningkatkan stabilitas agregat pada
tanah berpasir diharapkan juga dapat memperbaiki kesuburan kimia dan biologis
tanah, meningkatkan porositas dan ketahanan tanah terhadap
erosi.(djajadi,dkk.2010).
Pertumbuhan akan
optimal apabila semua komponen tersedia dalam jumlah yang seharusnya. Suhu
,ketersediaan CO2, dan cahaya merupakan unsur dalam kegiatan fotosintesis. Pada
umumnya tumbuhan daerah tropis tidak mampu melakukan fotosintesis padasuhu 5oC,
maka meskipun sinar ada, CO2terpenuhi kegiatan fotosintesis akan terhambat
dalam hal ini dapat dikatakan bahwa temperatur merupakan faktor penghambat
(limiting factor). Demikian pula CO2 terpenuhi, suhu optimum (antara 10-35 oC)
tetapi sinar kurangbanyak maka fotosintesis juga akan menjadi terhambat, hal
ini dikatakan bahwa sinar juga menjadi faktor penghambat proses fotosintesis (Dwijoseputro,
1990).
Tahap pertama
dari proses fotosintesis ini disebut tahapfotolisis dan sering di sebut dengan
tahap reaksi terang. Pada tahap ini terjadi penguraian air yang di sebabkan
karena adanya energi yang berasal dari matahari(Hilmi Yusuf A,1985).
Dalam kondisi
lingkungan fotoautotrof,pertumbuhan dan perkembangan eksplan sangatdipengaruhi
oleh faktor fisik lingkungan sepertiadanya intensitas cahaya, konsentrasi
karbondioksida (CO2), kelembaban (kadar air), suhu,kadar fotosintat (hasil
fotosintesis) dansebagainya, sehingga proses fotosintesis eksplanberlangsung
optimal. menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya (Pertamawati
1990)
Tingginya
hasil yang dicapai pada per-lakuan campuran arang sekam+zeolit menunjuk-kan
adanya kelebihan pada formulasi media ini. Hal ini karena, walaupun arang sekam
rendah kadar P-nya, akan tetapi C-organik dan Kapasitas Tukar Kation (KTK)-nya
lebih tinggi dibanding-kan zeolit. Campuran arang sekam menambah suplai bahan
organik yang diperlukan oleh FMA di dalam pertumbuhannya, sehingga pertumbuhan
FMA dan produksi sporanya lebih banyak. Di samping itu, arang sekam memiliki pH
yang netral. Dengan demikian campuran arang sekam + zeolit memberikan
karakteristik biokimiawi dari media tumbuh menjadi lebih sesuai dengan
kebutuhan tanaman.(Nurbaity. 2011).
Pengaruh
komposisi media tanam terhadap perkembangan akar mawar mini belum banyak
diteliti. Bahan media tanam selain tanah yang dapat dimanfaatkan sebagai media
tanam mawar mini antara lain adalah kompos daun bambu, kompos pinus, kompos
tandan kosong kelapa sawit, serutan kayu, sekam padi, bagas tebu, sabut kelapa,
dan zeolite. Dari beberapa bahan media tanam tersebut, diharapkan ada yang
mudah menyerap air sehingga dapat mendukung pertumbuhan tanaman mawar
mini.(rosana, N. 2011).
Hidroponik
berasal dari bahasa Latin hydros yang berarti air dan phonos yang berarti
kerja.Hidroponik arti harfiahnya adalah kerja air. Bertanam secara hidroponik
kemudian dikenal dengan bertanam tanpa medium tanah (soilless cultivation,
soilless culture).Pada awalnya bertanam secara hidroponik menggunakan wadah yang hanya berisi air yang
telah dicampur dengan pupuk, baik pupuk mikro maupun pupuk makro.Pada
perkembangannya, bertanam hidroponik meliputi berbagai cara yaitu bertanam
tanpa medium tanah, tidak hanya menggunakan wadah yang hanya diisi air berpupuk
saja. Medium pasir, perlite, zeolit, rockwool, sabut kelapa, adalah beberapa bahan
yang digunakan oleh para praktisi di dunia dalam bertanam secara hidroponik. Nitrogen
merupakansuatu unsur yang paling banyak dibutuhkandalam hubungannya dengan
pertumbuhantanaman. Unsur ini dijumpai dalamjumlah besar pada bagian jaringan
tanamanyang muda daripada di jaringan tanaman yangtua, terutama berakumulasi
pada bagian daundan biji. Nitrogen merupakan unsur penyusunsetiap sel hidup,
karenanya terdapat padaseluruh bagian tanaman dan dibutuhkansepanjang
pertumbuhannya. Dengan demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman dari dalam
tanah berhubungan langsung dengan bobot basah dan bobot kering tanaman.
Dalam bidang pertanian,
bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan kebutuhan makanan.Beberapa
hasil bioteknologi dalam bidang pertanian antara lain kultur jaringan,
hidroponik, pembuatan tumbuhan kebal hama, dan tumbuhan yang mampu mengikat
nitrogen sendiri. Pada bagian ini kita akan mempelajari teknik tanam dengan
sistem hidroponik, karena di antara hasil bioteknologi bidang pertanian, teknik
ini paling memungkinkan untuk kita lakukan.
Dalam teknik Hidroponik ini
mempunyaio keunggulan, keunggulan itu diantaranya :
1.
Perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih terkontrol.
2.
Pemakaian pupuk lebih hemat.
3.
Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak
kotor dan tidak rusak.
4.
Beberapa jenis tanaman bisa dibudidayakan di luar musim.
5.
Tanaman hidroponik dilakukan pada lahan atau ruang yang terbatas.
Hidroponik mempunyai metode,
metode yang ada dalam sistem Hidroponik ini dibedakan menjadi dua metode,
diantaranya :
1)
Hidroponik substrat
Metode ini tidak menggunakan
air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah) yang dapat
menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung akar
tanaman seperti halnya fungsi tanah. Media yang dapat digunakan dalam
hidroponik substrat antara lain batu apung, pasir, serbuk gergaji, atau gambut.
Media tanam sebelum digunakan harus dilakukan sterilisasi dahulu. Cara paling
umum dilakukan adalah dengan penguapan atau dengan bahan kimia. Larutan nutrisi
atau pupuk diberikan dengan cara disiramkan atau dialirkan melalui sistem
irigasi, setiap pemberian larutan nutrisi, harus dapat melembapkan barisan
tanaman secara seragam. Banyaknya penyiraman tergantung dari pertumbuhan
tanaman, jenis substrat, dan iklim. Permukaan substrat yang kasar dan tidak
teratur harus lebih sering disiram.
2)
Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
Metode ini dilakukan dengan
cara meletakkan akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut
dialirkan dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran berkembang
di dalam larutan nutrien.
Larutan nutrien atau zat
hara, adalah makanan bagi tanaman yang berupa campuran garam-garam pupuk yang
dilarutkan dan diberikan secara teratur. Karena pada sistem hidroponik, media
tanam hanya sebagai penopang akar, sehingga garam-garam pupuk harus mengandung
semua unsur yang diperlukan tanaman.
Perbedaan paling menonjol
antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi tanaman.
Pada budidaya konvensional, ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat
tergantung pada kemampuan tanah menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup
dan lengkap. Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari dekomposisi bahanbahan
organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Kekurangan salah
satu atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan
tambahan.
Pada budidaya hidroponik,
semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah
diserap oleh tanaman. Nutrisi diberikan dalam bentuk larutan yang bahannya
dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pemberian nutrisi melalui
permukaan media tanam atau akar tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair
dipakai sebagai awal penerapan budidaya tanaman hidroponik. Bahan kimia yang lazim disebut garam pupuk
harus ditimbang atau diukur dengan saksama. Garam pupuk yang berbentuk gumpalan
harus dihancurkan dalam bentuk serbuk yang sama lembutnya sebelum dicampurkan
dengan yang lain. Hasil campuran itu selanjutnya dapat disimpan kering dalam
wadah yang bisa ditutup rapat, kalau Belum dipakai.
III. METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum Teknik Media Tanam dengan
judul “Aplikasi Media Hidroponik untuk Uji Kualitatif Pertumbuhan Tanaman” yang
dilaksanakan di Agronomi pada hari kamis, tanggal 14 Maret 2013 pukul 12.00 WIB sampai selesai.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1
Bahan
- Larutan
nutrisi A, B Mix
- Pupuk
gandasil B
- Pupuk
NPK, Urea, KCL, dan SP-36
- Fungisida
dan insektisida
- Ajir
atau penyangga tanaman
3.2.2
Alat
- Pot
plastic
- Pipa
paralon
- Gelas
ukur
- Cetok/alat
pengaduk
- Spayer
3.3
Cara
Kerja
- Menanam
bibit tomat kedalam media padat/substrat dan bibit tanaman kangkung pada
media NFT yang telah tersedia dengan terlebih dahulu melepaskan/membuang
polibag bibit.
- Memadatkan
media disekitar pangkal bibit dan untuk media NFT memberikan penyangga
spon pada pangkal bibit.
- Menyiram
media dengan air yang bersih.
- Melakukan
penyiraman nutrisi A, B Mix.
- Melakukan
pemupukan dengan NPK, Urea, KCL dan SP-36.
- Melakukan
perawatan yaitu :membuang tunas-tunas air, melakukan pengikatan batangpada
ajir, Pengendalian OPT.
- Melakukan
parameter pengamatan setiap minggu terhadap tinggi tanaman, jumlah ruas,
jumlah, daun jumlah daun pertanaman berat buah pertanaman.
BAB IV . PEMBAHASAN
Ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah
menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap. Perbedaan paling
menonjol antara hidroponik dan budidaya konvensional adalah penyediaan nutrisi
tanaman. Dan Unsur-unsur hara itu biasanya berasal dari
dekomposisi bahan-bahan
organik dan anorganik dalam tanah yang terlarut dalam air. Pada budidaya hidroponik,
semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang tepat dan mudah
diserap oleh tanaman Kekurangan dalam salah satu
atau beberapa unsur hara dalam tanah umumnya dipenuhi dengan pemupukan
tambahan. Nutrisi yang diberikan itu dalam bentuk larutan yang bahannya dapat
berasal dari bahan organik maupun anorganik.
Bahan kimia
yang lazim disebut garam pupuk itu harus ditimbang atau diukur dengan saksama. Ketersediaan nutrisi dalam bentuk cair itulah yang dipakai sebagai awal berpijak penerapan budidaya tanaman hidroponik garam pupuk
yang berbentuk gumpalan harus dihancurkan dalam bentuk serbuk yang sama
lembutnya sebelum dicampurkan dengan yang lain Garam pupuk itu perlu diukur dan
ditimbang dengan perbandingan yang seimbang kalau akan dipakai sebagai sumber
nutrisi tanaman hidroponik. Hasil campuran itu selanjutnya dapat disimpan
kering dalam wadah yang bisa ditutup rapat, kalau Belum dipakai.
Hidroponik
biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan
buah telah umum ditanam secara hidroponik. Seperti
paprika,
timun mini, tomat, dan sayuran hijau. Ada beberapa keuntungan yang diyakini
bisa didapat dari bertanam secara hidroponik dibandingkan bertanam secara
konvensional (bertanam biasa di tanah). Salah satu
contoh, bertanam paprika secara hidroponik. Pertama, produksi per tanaman lebih
besar dan kualitas lebih baik. Selain itu lahan dapat ditanami paprika
sepanjang tahun, jika ditanam di tanah harus ada rotasi tanaman. Kehilangan
setelah panen lebih kecil dibandingkan bertanam secara konvensional. Sementara
harga lebih tinggi dan relatif konstan, tidak mengenal musim. Tanaman yang
dibudidayakan dengan hidroponik juga lebih mudah terhindar dari erosi dan
kekeringan. Dengan perawatan intensif, satu tanaman pada sistem hidroponik
dapat menghasilkan lebih banyak dari pada ditanam konvensional.
Panen
dengan cara hidroponik juga terbilang lebih cepat dibandingkan dengan cara
konvensional, tempat para petani tidak perlu waktu terlalu lama
untuk menunggu masa tanam atau masa panen. Hidroponik atau bercocok tanam tanpa
tanah ini bermula dari penelitian tentang kubutuhan nutrisi tanaman agar
bisatumbuh dengan optimal. Seiring dengan perkembangan waktu ternyata
hidroponik bisa dikembangkan pada skala hobi maupun skala komersial. Itu karena
hidroponik menawarkan solusi atas masalah yang timbul pada pertanian.
Bahan Organik
Media tanam yang termasuk
dalam kategori bahan organik umumnya berasal dari komponen organisme hidup,
misalnya bagian dari tanaman seperti daun, batang, bunga, buah, atau kulit
kayu. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul
dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah
mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga
memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi
udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi.
Bahan organik akan mengalami
proses pelapukan atau dekomposisi yang dilakukan oleh mikroorganisme. Melalui
proses tersebut, akan dihasilkan karbondioksida (CO2), air(H2O), dan mineral.
Mineral yang dihasilkan merupakan sumber unsur hara yang dapat diserap tanaman
sebagai zat makanan. Tapi, proses
dekomposisi yang terlalu cepat dapat memicu kemunculan bibit penyakit. Untuk
menghindarinya, media tanam harus sering diganti. Oleh karena itu, penambahan
unsur hara sebaiknya harus tetap diberikan sebelum bahan media tanam tersebut
mengalami dekomposisi.
Beberapa jenis bahan organik
yang dapat dijadikan sebagai media tanam di antaranya arang, cacahan pakis,
kompos, mosS, sabut kelapa, pupuk kandang, dan humus.
Arang
Media tanam ini sangat cocok digunakan untuk tanaman
anggrek di daerah dengan kelembapan tinggi. Hal itu dikarenakan arang kurang
mampu mengikat air dalam jumlah
banyak. Keunikan dari media jenis arang adalah sifatnya yang bufer (penyangga).
Dengan demikian, jika terjadi kekeliruan dalam pemberian unsur hara yang
terkandung di dalam pupuk bisa segera dinetralisir dan diadaptasikan.
Sebelum digunakan sebagai
media tanam, idealnya arang dipecah
menjadi potongan-potongan kecil
terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam penempatan di dalam pot. Ukuran pecahan arang ini sangat
bergantung pada wadah yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang
akan ditanam. Untuk mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm atau lebih, umumnya
digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar
2-3 cm, dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah (pot) yang
lebih kecil, ukuran peeahan arang juga
harus lebih kecil..
Bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Akan tetapi, media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Bahan media ini juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur atau cendawan yang dapat merugikan tanaman. Akan tetapi, media arang cenderung miskin akan unsur hara. Oleh karenanya, ke dalam media tanam ini perlu disuplai unsur hara berupa aplikasi pemupukan.
Sebelum
digunakan sebagai media tanam, idealnya arang dipecah
menjadi potongan-potongan keeil terlebih dahulu sehingga memudahkan dalam
penempatan di dalam pot. Ukuran peeahan arang ini sangat bergantung pada wadah
yang digunakan untuk menanam serta jenis tanaman yang akan ditanam. Untuk
mengisi wadah yang memiliki diameter 15 cm
atau lebih, umumnya digunakan peeahan arang yang berukuran panjang 3 cm, lebar 2-3 cm,
dengan ketebalan 2-3 cm. Untuk wadah
(pot) yang lebih keeil, ukuran peeahan arang juga harus lebih kecil.
Bokasi
Kelebihan:
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman
Kelebihan:
Kandungan unsur haranya yang lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman
Kekurangan:
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai, perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam
Kompos
Kompos merupakan media tanam
organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah
organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari
penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan
kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi,
maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan
unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
Kandungan bahan organik yang
tinggi dalam kompos sangat penting untuk memperbaiki kondisi tanah. Berdasarkan
hal tersebut dikenal 2 peranan kompos yakni soil conditioner dan soil
ameliorator. Soil ( ondotioner yaitu peranan kompos dalam memperbaiki struktur
tanah, terutama tanah kering, sedangkan soil ameliorator berfungsi dalam
memperbaiki kemampuan tukar kation pada tanah.
Kompos yang baik untuk
digunakan sebagai media tanam yaitu Yang telah mengalami pelapukan secara
sempurna, ditandai dengan I IL,rubahan warna dari bahan pembentuknya (hitam
kecokelatan), tidak berbau, memiliki kadar air yang rendah, dan memiliki suhu ruang.
Pupuk
kandang
Pupuk organik yang berasal
dari kotoran hewan disebut sebagai pupuk kandang. Kandungan unsur haranya yang
lengkap seperti natrium (N), fosfor (P), dan kalium (K) membuat pupuk kandang
cocok untuk dijadikan sebagai media tanam. Unsur-unsur tersebut penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, pupuk kandang memiliki
kandungan mikroorganisme yang diyakini mampu merombak bahan organik yang sulit
dicerna tanaman menjadi komponen yang lebih mudah untuk diserap oleh tanaman.
Komposisi kandungan unsur
hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis
hewan, umur hewan, keadaan hewan, jenis makanan, bahan hamparan yang dipakai,
perlakuan, serta penyimpanan sebelum diaplikasikan sebagai media tanam.
Pupuk kandang yang akan
digunakan sebagai media tanam harus yang sudah matang dan steril. Hal itu
ditandai dengan warna pupuk yang hitam pekat. Pemilihan pupuk kandang yang
sudah matang bertujuan untuk mencegah munculnya bakteri atau cendawan yang
dapat merusak tanaman.
Sabut kelapa (cocopeat)
Sabut kelapa atau cocopeat
merupakan bahan organik alternatif yang dapat digunakan sebagai media tanam.
Sabut kelapa untuk media tanam berasal dari buah kelapa tua karena memiliki
serat yang kuat.
Penggunaan sabut kelapa
sebagai media tanam sebaiknya dilakukan di daerah yang bercurah hujan rendah.
Air hujan yang berlebihan dapat menyebabkan media tanam ini mudah lapuk. Selain
itu, tanaman pun menjadi cepat membusuk sehingga bisa menjadi sumber penyakit.
Untuk mengatasi pembusukan, sabut kelapa perlu direndam terlebih dahulu di
dalam larutan fungisida. Jika dibandingkan dengan media lain, pemberian
fungisida pada media sabut kelapa harus lebih sering dilakukan karena sifatya
yang cepat lapuk sehingga mudah ditumbuhi jamur.
Kelebihan sabut kelapa
sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan
menyimpan air dengan kuat, sesuai untuk daerah panas, dan mengandung
unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K),
natrium (N), dan fosfor (P).
Pasir
Kelebihan:
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Kelebihan:
Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Pasir malang dan pasir bangunan merupakan Jenis pasir yang sering digunakan sebagai media tanam.
Kekurangan:
Karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensifdari sebelumnya agar pasir tersebut baik. Nutrient Film Technique (NFT) termasuk cara baru bertanam tanam hidroponik. Cara kerja sistim ini yaitu sebagian akar terendam dalam larutan nutrisi dan sebagian lagi berada di permukaan larutan. Larutan bersirkulasi selama 24 jam. Lapisan larutan sangat tipis sekitar 3 mm. Penetapan NFT dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari keseragaman konduktivitas listrik (EC) dan pH larutan nutrisi serta efektivitas aplikasi kemiringan talang.
Karena memiliki pori-pori berukuran besar (pori-pori makro) maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering oleh proses penguapan. Kohesi dan konsistensi (ketahanan terhadap proses pemisahan) pasir sangat kecil sehingga mudah terkikis oleh air atau angin. Dengan demikian, media pasir lebih membutuhkan pengairan dan pemupukan yang lebih intensifdari sebelumnya agar pasir tersebut baik. Nutrient Film Technique (NFT) termasuk cara baru bertanam tanam hidroponik. Cara kerja sistim ini yaitu sebagian akar terendam dalam larutan nutrisi dan sebagian lagi berada di permukaan larutan. Larutan bersirkulasi selama 24 jam. Lapisan larutan sangat tipis sekitar 3 mm. Penetapan NFT dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari keseragaman konduktivitas listrik (EC) dan pH larutan nutrisi serta efektivitas aplikasi kemiringan talang.
Di sekitar saluran parit
tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan
terbentuk lapisan tipis yang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat
dengan aliran air yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan
menimbulkan lapisannutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk
tanaman.
Prinsip Kerja Hidroponik
Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau
pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai
tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana budidaya
tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik
NFT juga termasuk bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan
didalamnya.
Dalam sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi.
Dalam sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu terdapat selapis larutan nutrisi.
Fungsi
pelipatan pada polybag adalah agar pemberian media tidak terlalu banyak. Sesuai
dengan perbandingan yang sudah ditentukan. Ujung polybag dilipat juga berfungsi
agar memudahkan dalam perawatan tanaman. Pemberian fungisida juga mempunyai
fungsi agar tanaman yang di gunakan dalam media hidroponik tidak terserang
jamur. Pencegahan terhadap jamur juga sebagai fungsi pemberian fungisida ini.
Jika fungisida diberikan dengan dosis terlalu banyak juga berdampak tidak baik
bagi tanaman budidaya, tanaman akan menjadi busuk dan gagal panen.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Ketersediaan nutrisi untuk tanaman sangat tergantung pada kemampuan tanah
menyediakan unsur-unsur hara dalam jumlah cukup dan lengkap.
2. Hidroponik
biasa digunakan untuk menanam sayur dan buah. Bahkan beberapa tanaman sayur dan
buah telah umum ditanam secara hidroponik.
3. Hidroponik NFT adalah
pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan sebagai media tumbuh tanaman dan
juga sebagai tempat akar tanaman menyerap unsur hara yang diperlukan dimana
budidaya tanamannya dilakukan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya.
4. Fungsi
pelipatan pada polybag adalah agar pemberian media tidak terlalu banyak. Sesuai
dengan perbandingan yang sudah ditentukan.
5.2 Saran
Untuk praktikum kedepannya agar lebih baik lagi, maka
pada semua praktikan agar membaca terlebih dahulu buku praktikum agar acara
praktikum berjalan lancer dan cepat.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro.
1990. Pengantar Fisiolog Tumbuhan
Jakarta: Penerbit
Gramadia.
http://www.bearbookstore.com/Merchant2/merchant.mvc?Screen=PROD&Product_Code=2005052118NS&Category_Code= 23 maret 2009
Nurbiaty, A. dkk. 2011. Efektifitas arang sekam
sebagai bahan pembawa pupuk hayati mikroriza arbuskula pada produksi sorgum. Agriniamal.1(1):1-6
Rosana, N. 2011.teknik
penggunaan beberapa media tanam pada beberapa klon mawar mini.buletin teknik pertanian.1(16):21-23
Djajadi, dkk. 2010.pengaruh media tanam dan frekuensi
pemberian air terhadap sifat fisik kimia dan biologi tanah serta pertumbuhan
jarak pagar.jurnal litri16(1):69-69.
HilmiYusuf,A. 1985. BukumateripokokbioloiII.Departemenpendidikandan
kebudayaanUniversitasTerbuka. Jakarta
Partamawati. 1990. Pengaruh
fotosintesis terhadap pertumbuhan
tanaman kentan (solanum tuberosum l). dalam
lingkunga fotoautotrof secara invitro.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar