BAB 1.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerap kali kehidupan manusia
dikaitkan dengan adanya tumbuh-tumbuhan disekitarnya. Hal itu tidak bisa
dipungkiri, karena hakikatnya manusia adalah mahluk social yang berkebutuhan
akan banyak hal dilingkungannya. Tapi sebaliknya dengan tumbuhan yang juga
berkebutuhan akan proses pendukung berlangsungnya tahapan tumbuh. Keseluruhan
yang akan menjadi bahan acuan adlah bagaimana proses fotosintesis dan apa
pengertian didalamnya serta hakikatnya. Seperti kita tahu, dealam proses fotosintesis itu sendiri ngan
frekuensi 360 sampai 720 nm atau sering di kenal dengan cahaya nampak.Reaksi
umum dari proses fotosintesis adalah
6H2O
+ 6CO2 → C6H12O6 + 6O2
Rumusan yang dapat diterima pada hakikat dan apa arti
serta pemahaman dari fotosintesis adalah bagaimana kita mencerna dan
membuktikan kelangsungan intensitas keseluruhan.
Proses
atau reaksi fotosintesis ada 2 yakni yang pertama adalah reaksi terang. Reaksi
terang merupakan proses untuk menghasilkan reduksi NADPH2 dan ATP.
Reaksi
hill(Fase terang) : 2H2O+2NADP 2NADPH+O2
fase
gelap (Blackman) Reaksi Blackman (fase gelap) : Fase gelap merupkan lanjutan
dari fase terang ATP dan NADPH yang
dihasilkan akan terpicu oleh siklus
calvin,dimana siklus calvin yang mengikat co2 akan membentuk ribulusa dan yang
kemudian membentuk glukosa. Berbeda dengan fase terang pada fase gelap tidak
membutuhkan sinar mathari. Reaksi gelap dapat di tulis dengan reaksi kimia
sebagai berikut
2NADPH2+CO2
2NADPH+CH2O+CH2O+O2+H2O
Tumbuhan menangkap
cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas.
klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Meskipun
seluruh bagian tubuh tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun
sebagian besar energi dihasilkan di daun. Di dalam daun terdapat
lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplas setiap
milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan
yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses
fotosintesis.
Dengan berbagai dasar yang digunakan dapat kita tarik
pemahaman mengenai hasil dan juga pada dasarnya cahaya
yang dengan warna tertentu memiliki panjang gelombang yang berbeda. Warna biru
memiliki panjang gelombang 450-480 nm, warna hijau memiliki panjang gelombang
480-560, warna kuning memiliki panjang gelombang 560-590, warna polikromatik
memiliki panjang gelombang antara 590-630, dan warna merah 630-700 nm. Cahaya
memiliki pegaruh terhadap kecepatan berfotosintesi yakni dengan intensitas cahaya yang tinggi akan mmbentuk ATP lebih banyak, begitu sebaliknya
jika intensitas cahaya terlalu tinggi maka akan merusak klorofil.
Pemahaman selanjutnya
adalah mengenai kloroplast yang berasal dari proplastid kecil(platid yang belum
dewasa, kecil dan hamper tidak berwarna, dengan sedikit atau tanpa membrane
dalam). Pada umumya pro plastid membelah pada saat embrio berkembang, dan
berkembang menjadi kloroplast ketika daun dan batang terentuk. Kloroplast muda
juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplast terpajan pada
cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa
sering mengandung beberapa ratus kloroplast. Dilihat Sebagian
kloropalast mudah dilihat dengan menggunakan mikroskop, tapi struktur rincinya
hanaya bisa dilihat dengan menggunakan mikroskop electron.
Reaksi-reaksi gelap terjadi pada bagian matrik
stroma kloroplas. Pada bagian ini, terdapat seluruh perangkat untuk
reaksi-reaksi penyusunan zat gula. Reaksi tersebu tmemanfaatkan zat berenergi
tinggi yang dihasilkan pada reaksi terang. Reaksi penyusunan ini tidak lagi
bergantung langsung pada keberadaan cahaya, walaupun prosesnya berlangsung
bersamaan dengan proses-proses reaksi cahaya. Karena itulah, reaksi-reaksi pada
tahap ini disebut reaksi gelap. Reaksi tersebut dapat terjadi karena adanya
enzim-enzim fotosintesis. Sesuai dengan nama penemunya yaitu Benson dan Calvin,
maka daur reaksi penyusunan zat gula ini disebut daur Benson – Calvin. Hasil awal fotosintesis adalah berupa zat gula
sederhana yang disebut glukosa (C6H12O6).
Selanjutnya, sebagian akan diubah menjadi amilum (zat tepung = pati) yang ditimbun di daun, atau organ-organ
penimbunan yang lain.
1.2 Tujuan
Mengetahui pengaruh kualitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis
tanaman dengan indikator produksi oksigen tiap satuan waktu.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi
molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan
ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron digunakan
untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP, yaitu satuan pertukaran energi
dalam sel. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau
kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan
elektron dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan
dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air adalah elektron dan oksigen.
Oksigen dari proses fotosintesis hanya dihasilkan dari air, bukan dari karbon
dioksida. Pada saat yang bersamaan dengan ionisasi fotosistem II, cahaya juga
mengionisasi fotosistem I, melepaskan elektron yang ditransfer sepanjang rantai
transpor elektron yang akhirnya mereduksi NADP menjadi NADPH.
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
memicu berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu
adalah siklus Calvin yang mengikat karbondioksida untuk membentuk ribulosa (
dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut reaksi gelap
karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi
meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya). Beberapa faktor yang menentukan
laju fotosintesis ialah intensitas cahaya, konsentrasikarbon dioksida, suhu,
kadar air, kadar fotosintat (hasil foto sintesis), dan tahap pertumbuhan
tanaman.
Perbanyakan tanaman dalam lingkungan fotoautotrof secara invitro mempunyai
berbagai keuntungan, antara lain kemudahan dalam pengawasan lingkungan fisik,
meningkatkan multiplikasi, meningkatkan persentase planlet yang hidup,
menekan ontaminasi, dapat diterapkan
pada wadah kultur yang besar dan dapat mengurangi biaya produksi (bahan-bahan
kimia). (Pertamawati, 2010).
Kekurangan
air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman, yang meliputi proses
fisiologi, biokimia, anatomi dan morfologi. Pada saat kekurangan air, sebagian
stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan masuknya CO2 dan menurunkan
aktivitas fotosintesis. Selain menghambat aktivitas fotosintesis, kekurangan
air juga menghambat sintesis protein dan dinding sel (Salisbury dan Ross,
1992). Tanaman yang mengalami kekurangan air secara umum mempunyai ukuran yang
lebih kecil dibandingkan dengan tanaman yang tumbuh normal Kekurangan air
menyebabkan potensial sebagai indikator kekurangan air pada tanaman. Informasi
ini dapat diterapkan dalam seleksi tanaman yang toleran terhadap kekurangan air
dalam program pemuliaan tanaman. (Kurniasari et al., 2010).
Klorofil merupakan salah satu
parameter yang sangat menentukan produktivitas primer di laut. Sebaran dan
tinggi rendahnya konsentrasi klorofil sangat terkait dengan kondisi
oseanografis suatu perairan, (Mann dan Lazier, 1991). Produktivitas primer
dalam artian umum adalah laju produksi bahan organik (C=karbon) melalui reaksi
fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu (mg C/m3/hari
atau g C/m2/tahun). Reaksi fotosintesis dapat terjadi pada semua tumbuhan yang
mengandung pigmen klorofill, dan dengan adanya cahaya matahari. tiga jenis
yaitu klorofil-a, b, dan c. Ketiga jenis klorofil ini sangat
penting dalam proses fotosintesis tumbuhan yaitu suatu proses yang merupakan
dasar dari pembentukan zat-zat organik di alam. Kandungan klorofil yang paling
dominan dimiliki oleh fitoplankton adalah klorofila. Oleh karena itulah
klorofil-a dapat (1975) dalam Nontji (2008) mengatakan bahwa 95 %
produktivitas primer di laut disumbangkan oleh fitoplankton. (Abd. Rasyid dan J. Sains &
Teknologi,2009).
Laju fotosintesis akan berjalan maksimum ketika banyak
cahaya. Dalam perco- baan terlihat bahwa
eksplan yang ditumbuhkan dalam intensitas cahaya yang tinggi daunnya berwarna
lebih hijau daripada eksplan yang ditumbuhkan dalam intensias cahaya yang
rendah, selain itu daun eksplan yang ditumbuhkan dalam intensitas cahaya tinggi
lebih berat daripada daun eksplan yang ditumbuhkan dalam intensitas cahaya
rendah. Persen (%) berat kering planlet yang lebih tinggi dalam perlakuan
perbedaan suhu +100C memperlihatkan planlet dalam kultur in vitro juga melakukan
proses metabolisme, yaitu proses pembentukan dan penguraian bahan makanan menjadi
unsur organik yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman, hasil yang terlihat
ialah planlet menjadi lebih tinggi, jumlah daunnya lebih banyak dan lebih
lebar. Kadar air Persentase
berat kering planlet berhubungan dengan kadar air planlet. Kekurangan air menyebabkan
stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju
fotosintesis. Akibatnya fotosintat yang dihasilkan menurun jumlahnya, selain
itu kadar oksigen (O2) yang dibebaskan juga berkurang sehingga planlet yang
dihasilkan akan lebih rendah persentase berat keringnya. Planlet pada perlakuan
intensitas cahaya rendah dalam ketiga perlakuan suhu antara periode terang dan
periode gelap terlihat pucat dan batangnya lebih berair dan juga terlihat lebih
tinggi, tetapi berat keringnya lebih ringan daripada perlakuan lainnya .
Intensitas cahaya yang rendah dan tingginya kadar air dalam tubuh planlet
mengebabkan fotosintesis tidak berjalan normal. Terdapat dua strategi
pertumbuhan suatu tanaman, yaitu tumbuh dalam keadaan gelap (stokomorfogenesis
) dan dalam keadaan terang (fotomorfogenesis). Dalam keadaan gelap, tanaman
mengalami etiolasi, tanaman tumbuh tinggi dengan diameter batang yang lebih
kecil dan tanpa pertumbuhan daun, sehingga tidak terjadi proses fotosintesa,
hal ini merupakan startegi tanaman untuk menghemat energi. Bila tanaman
dikembalikan ke kondisi terang maka segera terjadi perubahan ekspresi gen dan erlakuan
A dengan masa inkubasi selama 28 hari menghasilkan planlet kentang terberat,
tetapi persentase berat kering planlet kentang terbesar (7,2%) diperoleh selama
masa inkubasi 21 hari. Persentase berat kering planlet dalam masa inkubasi
selama 28 hari yang lebih rendah daripada dalam masa inkubasi selama 21 hari memperlihatkan bahwa planlet dalam kultur in
vitro juga melakukan proses metabolisme, yaitu proses pembentukan dan
penguraian bahan makanan menjadi unsur organik yang digunakan untuk pertumbuhan
tanaman, hasil yang terlihat ialah planlet menjadi lebih tinggi, jumlah daunnya
lebih banyak dan lebih lebar (Kozai et al 1992b). Perhitungan data
secara statistik hanya dilakukan
terhadap berat kering saja, karena data berat kering planlet lebih akurat daripada
data berat segarnya, dan dianalisis setelah % kadar air kurang dari 3%. (Pertamawati, 2010)
4.2 Pembahasan
Poses pada fotosintesis adalah melalaui sebuah buatan
energi dan zat makanan atau yang kerap disebut glukosa yang keberlangsungannya
melalui suatu peranan penting cahaya matahari. Hal itu merupakan peranan yang
sangat dibutuhkan oleh semua mahluk pribumi yang kebergantungannya pada energi
yang kerap dihasikan akan semuanya melalui proses fotosintesis cahaya matahari,
yang mana fungsi dominan pada
fotosintesis adalah untuk mengambil makanan dan memproduksi pada glukosa.
Menjadikan bahan auan yang paling mendasar diantara keseluruhan untuk menciptakan
zat suatu makanan.kemampuan cahaya matahari dalam mengubah suatu keperluan zat
makanan menjadi faktor utama pada proses fotosintesis. Disini fotosintesis juga
mempunyai fungsi yang juga dibutuhkan dalam dunia kehidupan mahluk yaitu memberishkan udara serta mengurangi
seikit atau tidaknya udara yang ada karena sebenarnya udara merupakan bahan
bakuan dalam tatanan fotosintesis. Setelah semuanya berjalann sebagai mna
mestinya maka tanaman akan menangkap cahaya matahari menggunakan pigmen dan
klorofil disini pigmin akan membentuk apa yang dinamakan penghijauan pada daun
yang istilahnya beralih pada kloroplas.
Adapun faktor yang dapat
mempengaruhi proses fotosintesis sebenarnya banyak dan sulit untuk
dibumiterangkan kedalam kehidupan tapi lebih detailsnya salah satu faktornya adalah
cahaya matahari, air, suhu, dan usia daun. Yang utama sebenarnya dalah cahaya
matahari karena cahaya matahari merupakan faktor yang paling dominan dalam
menunjang keberlangsungan proses fotointesir . Cahaya matahari adaah sumber
paling utama dalam mengubah sikap dan prilaku air dan karbon diosidanya karena
hal ini merupkan slah satu upaya dalam mengubah keseluruhan maksud dan fungsi
masing-masing yang ketergantunganya terjadi pada intensitas matahari dan lama
penyinarannya serta sedikit atau tidaknnya panjang pada cahayanya. Selanjutnnya
air yang digadang gadang sebagai bahan baku pada fotosintesis yang keadaannya
disebut dan sangat berpengaruh pada terbentuknyaa stomta, selanjutnya adalah
suhu yang kerjasama enzim pda sistematika setiap suhu 10 c meningkat dua kali
lipatnya wakt yang efisiensi dalam prosesinya. Sebab suhu disiang hari sangat
tinggi dan dapat menyebabkan enzim maksinal. Selantnya adalah usaha daun yag
kegiatanya semakin lambat bahkan tidak terkontrol, klorofil kerap menyedikit
yang semunya adalah fugsi utama pada kloroplas.
Panjang gelombang yang paling
dominan pada laju fotosintesis adalah cahaya sedikit atau pendeknya dalam menggalangi proses fotosintesa, disini
sedikit ada kaitannya dengan inframerah karena sangat berkaitan dengan
pembahasan laju fotosintesis yang juga dipengaruhi oleh intensitas pada
cahayanya sinar elektromagnet merupakan paranan palinhg utama pada proses pembentuksannya
dan yang paling tinggi serta paling panjang gelombangnya dibandingkan cahaya
yang disebutkan. Gelombang cahaya paling
dominan adalah cahaya kuning karena disini hambatan dan efektifitasnya sangat
kuat dibandingkan dengan cahaya yang karnanya dilain sisi kuning sebut saja
merah atau lainnya. Radiasi cahaya gelombang laju yang paling nampak
dibandingkan yang lain adalah spektrum dengan panjang gelombang diatas
rata-rata kecepatan akan tanggapnya pada radiasi, hal tersebut dipengaruhi
dengan adnya banyak faktor dan ketentuan pada masing masing aktivitas dan
intensitas pada keseluruhan.
Tanaman hidryla merupakan tanaman
yang sangat sepadan dengan penbuktian proses fotosintesis pada saat praktikum
yang dilakakukan oleh semua praktikan, tanaman tersebut adalah tanaman air dan
sangat bisa diterima dan ditanggapi dengan cepat oleh cahaya. Disisi lain
tanaman ini juga menanggapi respon yang sangat efektif ketika menjadikan
semuanya proses berlangsungnya fotosintesis dan tanaman tersebut tergolong
sangat sensitif dengan adanya fotosintesis pada tanaman. Semua itu disebabkan
tanggapnya tanaman ersebut akan cahaya yang kelima setelah dilakukan
pembuktian.
Dari keseluruhan yang telah
dijadikan bahan acuan praktikum dapat disimpulkan bahwa perlakuan yang sangat
dominan adalah pada sisi setiap cahaya dan dianalizir hasilnya membuktikan bahwa
cahaya kuning itu lebih efektif dan paling kuat dalam mendeteksi adanya
tanggapan respon akan keseluruha fotosintesis. Diantara keseluruhan ini cahaya
ada kala melakukan rumusan sebaga berikut :
·
Warna biru dengan muatan tinggi 450 sampai 480 dalam
waktu 5 menit pertama dan kedua menghasilkan 0 gelembung oksigen, disebabkan akan intensitas yang tidak terlalu
mempengnaruhi diantara keseluruhan.
·
Warna hijau disertai kecepatan pada gelombang yang mendasar
480 sampai 560 dalam waktu 5 menit pertama dan kedua menghasilkan 0 gelembung
oksigen, berhasil
memecahkan hasil intensitas yang pengaruhnya sedikit tinggi karena ada beberapa
faktor didalamnya.
·
Warna kuning kecepatan gelombang 560sampai
590 dalam waktu 5 menit pertama 1296
dan 5 menit kedua kedua menghasilkan 651 gelembung oksigen, menjadi cahaya yang paling dominan dan sangat kuat
diantara keseluruhan.
·
Warna polikrimatik dengan panjang
gelombangnya antara 560sampai 590 dalam waktu 5 menit pertama 511 dan 5 menit
kedua kedua menghasilkan 219 gelembung oksigen, menjadi konsistensi awal dari pada diantara pembuktian
hasil cahaya.
·
Warna merah dengan panjang gelombangnya
antara 560sampai 590 dalam waktu 5 menit pertama 61 dan 5 menit kedua kedua
menghasilkan 51 gelembung oksigen,
panjang cahaya yang tidak dapat memantul bila dibandingkan dan cahaya sedikit
tidak memberikan efektifitas.
BAB 5 PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setiap cahaya yang digunakan dalam pembuktian mengalami
pembuktian yang berbeda, itu disebabkan akan kuat atau tidaknya intenistas
cahaya. Sebagai bahan acuan dari keseluruhan yang dimakasud adalah proses
fotosintesis adalah proses respirasi dan teklah diketahui hasil yang sebenarnya
akan setiap pembeda cahaya.
5.2 Saran
Disisi pembuktian dapat kita tambah dengan harapan
menghasilkan kesempurnaan adalah serba berhati-hatinya dalam proses pembuktian
termasuk pemotongan pada tanamannya agar tidak terjadi kontaminasi akan udara
dari luar pembuktian.
DAFTAR
PUSTAKA
Lakitan, B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Muhsanati, et al.2009.
Pengaruh Pemberian Naungan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Stroberi (Fragaria x annasa). Jurnal
Jerami Volume 2 No. 1.
Kimbal John W.2000.Biologi. Edisi ke lima,Institute pertanian bogor.
Schaum.B, 2008. Fotosintesis, Biologi
edisi ke dua. Outline.
Dra.Ratnaningsih,
anna.T.1987.Biologi
umum.Bandung.
FrankSalisburi,Ross Cleon W et al.2011.
Fisiologi tumbuhan,edisi ke 2.Intitute
Teknologi bandung.
Libria Widiastuti, et al.2012. Ilmu Pertanian Vol. 11 No. 2, 2004 : 35-42.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar