Kamis, 12 Desember 2013

EKTRAKSI DAN ISOLASI NEMATODA DAN PENGAMATAN TELUR SERANGGA

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Bakteri adalah domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membran inti (prokariota). Bakteri dulu terbagi menjadi Bacteria dan Archaebacteria, namun sekarang Archaebakteria memiliki domain sendiri yang disebut Archaea. Bakteri memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membran inti, tidak memiliki organel bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa plasmid (Postlethwait dan Hopson, 2006). Latar belakang diadakannya percobaan isolasi ini adalah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur media yang ada serta membedakan bahwa setiap mikroorganisme memiliki peranan yang berbeda dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan. Dan dalam mempelajari pelajaran tentang mikroba atau biasanya disebut bidang mikrobiologi manusia pada umumnya tidak bisa melihatnya dengan kasat mata saja, hal ini disebabkan mikrobiologi banyak dartikan makhluk yang paling kecil dan sulit damati tapi mikroba juga membentuk sebuah koloni yang tercampur dengan bakteri lainnya jadi kita manusia harus menggunakan media atau cara yang dapat membantu manusia dalam pengamatan mikroba, yaitu dengan mencari biakan murninya yang biasa disebut juga dengan sistematika proses isolasi.
Kerap kali manudsia mengguanakan beberapa metode dalam sistematika inkubasi yang dapat dilakukan dengan beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores),pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri.  (Harley dan Presscot, 2002).
Dengan metode yang terstruktur seperti halnya yang digunakan pada metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal.
Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni.
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum menggunakan ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores),pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar) Setelah inokulasi, dilakukan proses inkubasi, yaitu menyimpan medium pada alat atau kontainer ada temperatur tertentu dan periode tertentu, sehingga tercipta lingkungan yang menyediakan kondisi cocok untuk pertumbuhan bakteri.  (Harley dan Presscot, 2002).
Metode gores atau streak plate menggunakan loop ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Sel-sel bakteri tunggal ini akan membentuk koloni tunggal yang kemudian dapat dipindahkan ke medium selanjutnya agar didapatkan biakan murni.
Metode tuang atau pour plate dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan mencampur suspensi bakteri dengan medium agar pada suhu 50ºC kemudian menuangkannya pada petridisk atau dengan menyemprotkan suspensi pada dasar petridisk, kemudian menuang medium agar keatasnya dan diaduk. Setelah agar mengeras, bakteri akan berada pada tempatnya masing-masing dan diharapkan bakteri tidak mengelompok sehingga terbentuk koloni tunggal.
Metode sebar atau spread plate dilakukan dengan menyemprotkan suspensi ke atas medium agar kemudian menyebarkannya secara merata dengan trigalski. Dengan ini diharapkan bakteri terpisah secara individual, kemudian dapat tumbuh menjadi koloni tunggal. Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni. Oeh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri (Pelczer et al.,1988). Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni yaitu, cara pengenceran, cara penuanagan, cara penggesekan, atau penggoresan, cara penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1.2 Tujuan
            Resolusi mengenai praktikum ini terhadap sistematika pelaksanaan praktek ini diharapkan para mahasiswa dapat melakukan kegiatan praktek isolasi pada biakan murni mikroba jamur dan bakteri.

BAB 2. TINJUAN PUSTAKA
Beberapa manusia beranggapan bahawa dalam menemukan titik temu dalam memisahkan dan ketentuan didalam isolasi itu gampang dan sangat dipengaruhi oleh faktor yang domain sistematikanya namun mengenai isolasi sendiri terdapat beberapa pengertian yang mana isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Dan proses terhadap pemberalakuannya sangat dilakukan dengan ekstra diusahakannya penemuan yang dapat teraktualisasi. (Hartoyo, dkk, 2011).
Sangat tidak memungkinkan jika sebuah pengharapan terjadi bila dibendingkan dengan sistematika sebagai acuan titik dasar pada delapan bakteri yang telah diuji dan dipilih untuk dilakukan karakterisasi pertumbuhannya dengan membandingkan kecepatan pertumbuhan bakteri tersebut pada media ekstrak tanah yang mengandung sikloheksimid dengan media NA. Dan bila mana dilakukannya sutu tindakan yang pada umumnya terjadi terhadap bakteri ini dibagi dua kelompok yaitu kelompok Streptomyces dan non strepmyces atau actonomycetes. Bakteri kelompok ini umum dan berlimpah di alam seperti bahan-bahan organic. Actinomycetes juga penting sebagai sumber bakteri penghasil antibiotika (Asegad Muad, 2011).
Sebagai nematoda yang jalan pintas dalam agensianya terdiri dari sebuah Nematoda Steinernema sp. merupakan salah satu alternatif agensia hayati untuk mengendalikan hama secara non kimiawi selain parasitoid, predator, cendawan, virus dan bakteri lainnya. Sebagai bioinsektisida, entomopatogen inimempunyai beberapa kelebihan yaitu efektif, per-sisten di dalam tanah, dapat diproduksi secara massal, diformulasi, dan diaplikasikan secara konvensional, kompatibel dengan kompo-nen lain dalam pengendalian hama terpadu(PHT), serta tidak mencemari lingkungan. Kemungkinan nematoda ini diproduksi secara murah berpeluang sangat besar secara in vivo dan in vitro. Disini dapat kita lakukan mediasi untuk mengacu hal lemah pada hakikat kelangsungannya. (Muliawan Sylvia, 2008).
Hal utama yang perlu ditengarai berkenaan dengan cara atau sistemtika penemuan pemanfaatan mikroorganisme dapat dilakukan ditempat mana pun. Itu terjadi sebab populasi dari mikrobia yang ada di linkungan ini sangatlah karena beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Dan disertai dengan konsep penerapan pada hal acuan tersebut. (Purwaningsih, 2005).
Dan mengenai sustu sistem tentang isolasi jamur menggunakan medium PDA yang dibuat sendiri. Sebanyak 200 g kentang yang telah dikupas dan dibersihkan kemudian diiris tipis-tipis. Kentang direbus selama 15-20 menit dengan aquades secukupnya, kemudian disaring dengan kain. Filtrat yang dihasilkan kemudian ditambahkan 20 g dekstrosa dan volumenya dijadikan satu liter. Medium padat dibuat dengan menambahkan 20 g agar. Medium disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 1200C dan tekanan 15 psi selama 15 menit dengan melihat amandemen hasil yang terjadi barulah dikatakan hasil maksimal antara proses suatu sistemtika penerapan. (Saryono et al.,2002)

                                                                                      







BAB 3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
       Praktikum ekstraksi nematoda, jamur, bakteri dari dalam tanah ini dilakukan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember pada hari Kamis tanggal 04 April 2013 pukul 09.30 WIB sampai selesai.

METODE BERMANN ASLI
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Cawan Petri
3. Jarum Ose
4. Pipet
5. Vortex
6. Laminary air flow
7. Lampu Bunsen
8. Hand counter
9. Colony counter

3.2.2 Bahan
1. Sampel tanah
2. Air steril
3. Medium PDA dan NA
4. Alkohol 95%

3.3 Cara Kerja

1.    Memasukkan beberapa macam media tanam yang telah tersedia kedalam timba plastik masing-masing sesuai dengan perlakuan dan jumlah mahasiswa
2.    Menanami masing-masing timba plastik yang berisi media tanam dengan tanaman indikator (bibit tomat, jagung, benih tembakau atau biji kacang ijo) dengarkan petunjuk asisten jaga
3.    Memelihara tanaman indikator dengan baik agar tidak mati dn setiap hari melakukan pengamatan dan dihitung jumlah tanaman yang menunjukkan gejala dan mendeskripsikan gejalanya untuk menentukan penyebabnya (apakah nematoda, jamur atau bakteri)
4.    Menimbulkan terus tanaman sampai berumur 28 hari setelah tanam.























BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
                 Identifikasi penerapan pada proses pembuktin yang dengan menggunakan cawan petri digoyang-goyangkan agar media pada cawan petri tersebut dapat rata.dan Salah satu media yang digunakan untuk isolasi jamur adalah sabouraud glukosa agar. Sabouraud glukosa agar adalah medium kompleks universal untuk menanam dan isolasi jamur agar terlaksana proses pembentukan dan tidak terjadi hasil nonresolution Hasil dari setiap kelompok, yang dimana kelompok 1 memperoleh nematode 1 dengan perlakuan tanah saja, dan metode yang digunakan yaitu metode bearmen asli.
                 Sebagaimana yang dilakukan terhadap kelompok 2 menggunakan tanah, dan metode yang diterapkan adalah bermen diperbaiki. Kelompok 3 dengan perlakuan tanah + pupuk kandang menggunakan metode erlen meyer seinhors, dan pada kelompok 4 perlakuan tanah + pupuk kandang + cocopeat dan metode yang dipakai erlen meyer seinhors. Kelebihan dari setiap metode yang dipakai pada bearmen asli yaitu pengerjaannya sangat baik juga cepat, dan sering memperoleh nematoda yang aktif dalam jumlah yang banyak dari dalam tanah. Kelemahan dari metode Bearmen asli ini adalah kurangnya oksigen. pada kelompok 2 yang menggunakan perlakuan tanah dengan metode yang diterapkan adalah Bearmen diperbaiki.
                 Terapan pada proses penggunaan metode yang dilakukan disimpulkan bahwa pada metode bearmen diperbaiki kelebihannya dari metode ini adalah tampungan tanah yang akan diteliti lebih besar sehingga lebih banyak nematoda yang ditangkap, dan untuk kekurangan nya sendiri masih sama yaitu nematoda yang tertangkap mati karena kurangnya oksigen di dalamnya. Sedangkan pada metode erlen meyer seinhors kelebihannya yaitu dapat menghasilkan suspensi lebih jernih dibandingkan menggunakan metode dengan saringan langsung, sedangkan untuk kekurangannya yaitu kurang efisien dan terlalu memakan bahan yang digunakan dengan upaya penggalain data pada proses tersebut.
                 Setelah dilakukannya beberapa perlakuan, disini diketahui bahwa dengan mengguanakan perlakuan isolasi jamur dan bakteri yang telah dilakukan dapat disimpulkan banyak yang melakukan isolasi jamur dan bakteri dengan benar dan mendapatkan hasil yang sempurna walaupun sebagian ada yang mengalami masalah dengan bakteri atau jamur yang belum tumbuh atau ada jamur yang terkontaminasi oleh koloni bakteri, hal ini disebabkan cara sterilisasi yang belum benar-benar steril jadi masih dimungkinkan ada mikroba lain yang masuk dan mengkontaminasi bahan yang akan dilakukan isolasi, ini terjadi karena kurangnya pnegtahuan mahasiswa dalam melakukan sterilisasi untuk kegiatan isolasi, dimana praktek isolasi ini dimaksudkan untuk mencari biakan murni. Karena hal tersebut terjadilah aktifitas mikroba dipengaruhi oleh faktor - faktor lingkungan perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan morfologi dan fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru.
Sekarang banyak diproduksi berbagai antibiotik dari berbagai jenis mikroba yang sangat berperan penting dalam mengobati berbagai penyakit. Selain untuk antibiotik, dalam bidang kesehatan mikrorganisme juga dapat digunakan sebagai agen pembusuk di dalam saluran pencernaan alami, yang turut membantu mencerna makanan di dalam saluran pencernaan. Dan kerugiannya yaitu, pada tumbuhan Xanthomonas citri penyebab kanker batang jeruk. Erwinia trachelphilia penyebab penyakit busuk daun labu. Pada hewan Bacillus antraxis penyebab penyakit anthrax pada hewan ternak. Actynomyces bovis penyebab penyakit bengkak pada rahang sapi. Pada Manusia, Diare, disentri, tipes dll. Baik, karena dengan adanya mikroba dapat mengurai bahan-bahan organik yang ada dalam tanah yang belum tentu dapat larut tanpa adanya mikroba, terjadinya unsur negatif yang menyebabkan kerugian yang di harap tidak dengan ketentuan bilamana hal tersebut terjadi terhadap keseluruhan hasilnya.






BAB 5. PENUTUP
5.1  Kesimpulan
     Dengan menggunakan mediasi seperti diatas dapat disimpulkan hasil pemberlakuan dengan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan nematoda yaitu suhu, kelembapan, jarak tanam, dan tanah. Kondisi lingkungan yang mendukung dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri, dan juga selain memacu pertumbuhannya, disini dapat terealisasikan adanya sebuah konsep yang nantinya akan melahirkan sebuah penerapan pada kondisi lingkungan yang mengacu.
5.2  Saran
Supaya tidak terjadfi hal yang tidak diinginkan dalam prosed praktikum maka dilakukanlah praktikum selanjutnya sarana dan prasarana praktikum lebih dilengkapi daripada sebelumnya agar hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, dan untuk praktikan diupayakan lebih serius dan konsisten dalam melaksanakanya.











DAFTAR PUSTAKA

 

Hartoyo Budi, dkk, 2011. Keaneragaman Fungi Mikoriza Arbuskuli (FMA) Pada Rizosfer Tanaman Pegagan (Centella asiatica (L.) Urban). Jurnal Littri. 17 (1) : 32-40.

Muliawan Sylvia, 2008. Bakteri Anaerob Yang Erat Kaitannya Dengan Problem di Klinik. Jakarta. EGC.

 

Purwaningsih, Sri. 2005. Isolasi, Enumerasi, dan Karakterisasi Bakteri Rhizobium dari Tanah Kebun Biologi Wamena, Papua. Jurnal Biodiversitas.Vol.6(2)82-84.

Saryono, dkk. 2002. Isolasi Dan Karakterisasi Jamur Penghasil Inulinase Yang Tumbuh Pada Umbi Dahlia (Dahlia Variabilis). Jurnal Natur Indonesia.Vol.4(2):171-177.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar