BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tumbuhan merupakan makhluk hidup
autotrof yang mampu menghasilkan makananya sendiri dengan melakukan proses
otosintesis. Proses fotosintesi di penaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah
ketersediaan air. Air yang merupakan medium untuk proses terjadinya reaksi
kimai pada tumbuhan sangat di perlukan oleh tumbuhan. Pada tumbuhan proses
siklus air pada tumbuhan sering di sebut dengan transport air, trasport air
merupakan suatu mekanisme dimana air yang berada pada pori-pori tanah atau di
daerah perakaran dapat masuk ke dalam tubuh tanaman dan dapat membantu proses
fotosintesis.
Proses masuknya air ke dalam tubuh
tanaman melalui akar di pengaruhi oleh tekanan osmosis dan difusi, difusi di
definisikan sebagai suatu perpindahal ion atau molekul dari konsentrasi rendah
menuju ke konsentrasi yang lebih rendah, sedangkan osmosis merupakan suatu
sistem perpindahan larutan yang berkonsentrasi tinggi menuju ke konsentrasi
larutan yang rendah. Ada dua sistem jalur yang di tempuh oleh air untuk masuk
ke tanaman melalui aka tanaman yaitu apoplas dan symplas. Apoplas merupakan
sistem air masuk kedalam tubuh tanaman melalui celah dinding sel sedangkan
symplas merupakan mekanisme masuknya air yang langsung menembus dinding sel.
Air yang di serap oleh akar tanaman dari dalam tanah akan membawa unsur hhara
yang di perlukan oleh tanman, hal ini dapat terjadi karena air merupakan
pelarut yang baik.
Preoses mekanisme transport air pada tubuhan
memerlukan energi, energi yang di perlukan berupa ATP dan proten
kontransport yanag akan berguna pada
saat terjadi pengangkutan air dan hasil fotosintesis yang melawan gradien dan
hal ini disebut dengan transport aktif. Sedangkan pada difusi mengangkut
molekul atau ion-ion tidak memerlukan bantuan energi yang berasal dari ATP.
Prose masuknya air kedalam tubuh tanaman
di pengaruhi oleh tiga hal yaitu transpirasi, kapilaritas dan absorbsi. Ketiga
hal tersebut merupakan faktor yang akan menentukan proses terjadinya apoplas
maupun symplas.
Transpirasi merupakan proses
keluarnya air dari tanaman menjadi uap air, proses tranpirasi akan menyebabkan
penngurangan air pada bagian daun sehingga terjadi perbedaan konsentrasi dan
akan menyebabkan air yang ada pada bagian bawah naik. Transpirasi di pengaruhi
oleh suhu, kelembaban dan beberapa hal lainnya, pada saat keadaan bersuhu
tinggi tanman akan mengalami lau trasprasi yang sangat cepat, seingga apabila
tanaman tersebut kekurangan air maka tanaman tersebut akan menjadi layu.
Kapilaritas merupakan suatu sifat
fisika tanaman yang memungkinkan air dari bawah dapat bergerak ke atas menuju
ke daun. Kapilaritas di pengaruhi oleh adanya gaya adhesi dan kohesi. Adhesi merupakan suatu gaya tarik
menarik antara molekul dengan dinding sel, sedangkan kohesi merupakan gaya
tarik menarik antar molekul. Kapilaritas akan melibatkan jaringan angkut pada
tanaman yaitu xylem dan phloem. Sedangkan absorsi merupakan proses penyerapan
air melalui akar tepatnya bulu-bulu akar, proses absorsi dapat terjadi karena
adanya mass flow dan penetrasi akar.
1.2
Tujuan
Untuk mempelajari peristiwa transport air pada batang
tanaman.
BAB
2. TINJAUAN PUSTAKA
Proses penyerapan air dan mineral dari dalam tanah dilakukan
oleh bulu-bulu akar dan berlangsung secara difusi dan osmosis. Proses
penyerepan air oleh akar tumbuhan harus terjadi setiap saat, hal itu di lakukan
agar tumbuhan dapat selalu menjaga tekanan osmotik selnya agar lebih tinggi
dibandingkan dengan tekanan osmotik air tanah. Sistem pengangkutan pada tumbuhan
dibedakan menjadi dua macam yaitu pengangkutan ekstravasikuler dan pengangkutan
intravasikuler. Pengangkutan ekstravasikuler merupakan pengankutan air dan
mineral yang berlangsung di luar berkas pengangkutan. Dan pengankutan itu
berlangsung dengan dua cara: yaitu secara apoplas (berlangsung melalui
ruang-ruang antar sel) dan simplas (berlangsung melalui sitoplasma dengan
bantuan plamodesmata). Pada perpindahan dari korteks ke endodermis dan
endodermis menuju ke perisikel yang berlangsung secara transport aktif.
Sedangkan pengangkutan intravasikuler pengankutan zat melalui berkas pengangkut
yaitu oleh xilem disebut transportasi. (Firmansyah, Mawardi, dan Riandi, 2007).
Tumbuhan
merupakan makhluk hidup yang setiap saat membutuhkan air berawal dari proses perkecambahan hingga panen. Hal itu di karenakan seluruh proses
metabolisme tanaman tidak dapat
berlangsung tanpa air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama
siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan prose
fisiologis, morfologis, dan kombinasi kedua faktor diatas dengan faktor-faktor
lingkungan. Kebutuhan air pada tanaman dapat dipenuhi melalui penyerapan oleh
akar, besarnya air yang dapat diserap oleh akar tanaman sangat bergantung pada
kadar air dalam tanah yang ditentukan oleh kemampuan partikel tanah menahan air
dan kemampuan untuk menyerapnya (Jumin, 1992, Ai et al, 2010).
Selain itu penyerapan air juga disebabkan oleh sifat
selektif permeabel pada membran sel tumbuhan, yakni kemampuan dinding atau
selaput sel untuk menyelesaikan cairan yang hendak masuk ke dalam sel.
Pengambulan garam-garam-garam mineral oleh akar disebabkan oleh proses
transport aktif., karena proses pengangkutan ini memerlukan energi. (Herlina,
2008).
Keadaan yang demikian dapat dijelaskan bahwa kondisi
lingkungan dalam jangka waktu yang relatif lama dapat mempengaruhi jumlah
stomata terkait dengan proses transpirasi. Intensitas cahaya tinggi pada waktu
siang hari akan meningkatkan suhu daun tanaman. Peningkatan suhu yang
berlebihan dapat mengganggu proses metabolisme tanaman dan dalam waktu lama
dapat menyebabkan daun terbakar. Dalam adaptasinya tanaman akan meningkatkan
jumlah stomata agar proses transpirasi menjadi optimal. Transpirasi berfungsi
untuk menjaga stabilitas suhu daun, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap
pada kondisi optimal dan mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui
pembuluh xilem (Lakitan, 2004, Anggarwulan et
al, 2008).
Berlangsungnya proses transpirasi menyebabkan aliran air
dan mineral dari akar, batang, dan pangkal daun terjadi secara terus-menerus.
Aliran air tersebut ikut membantu proses penyerapan absorbsi sera transport air
dan mineral di dalam tumbuhan. Oleh karena itu adanya transpirasi sangat
berpengaruh terhadap pengangkutan air dan mineral, selain itu transpirasi bagi
tumbuhan juga berfungsi sebagai pengatur suhu tumbuhan. (Mikrajuddin,
Saktiyono, Lutfi, 2007).
Salah satu stress yang paling sering dialami tanaman
adalah kekeringan. Telah diketahui bahwa kekurangan air untuk jangka waktu
pendek atau panjang umumnya menjadi penyebab utama menurunnya produksi
pertanian. Air yang diserap akar tanaman berasal dari dalam tanah. Air ini
mutlak dibutuhkan tanaman untuk mempertahankan hidupnya dan dibutuhkan dalam
jumlah yang besar. Namun demikian kurang dari satu persen air yang diabsorbsi
tanaman dipergunakan dalam reaksi-reaksi metabolisme. Sebagian besar dari air
tanah yang diserap akar tanaman ini ditranspirasikan melalui permukaan daun.
Bila penyerapan air oleh akar tanaman tidak seimbang dengan tingginya laju
transpirasi, dapat menyebabkan rendahnya kandungan air daun serta tekanan
tugorsel penjaga yang berakibat pada rendahnya laju fotosintesis. (Kartika,
Evita, dan Yusmeiridal, 1997, Evita, 2010).
Air dalam media tanam akan diserap oleh akar kemudian masuk
ke dalam tanaman. Selanjutnya, air akan diteruskan menuju ke daun untuk
menjalankan fotosintesis. Hasil fotosintesis kemudian digunakan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhan. Peranan air bagi kehidupan tanaman antara lain, air
sebagai pelarut unsur hara didalam tanah sehingga tanaman dapat dengan mudah
mengambil hara tersebut melalui akar
sebagai makanan dan sekaligus mengangkut hara tersebut ke bagian-bagian tanaman
yang memerlukan melalui pembuluh xilem. Selain itu, air juga berperan dalam
proses fotosintesis. Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil fotosintesis dan
mengangkutnya ke seluruh tubuh tumbuhan melalui pembuluh floem. Hasil
fotosintesis ini akan digunakan tumbuhan untuk proses pertumbuhannya.
(Najiyati, 1998, Hendriyani, dan Setiari, 2009).
Teori tekanan akar menyebutkan bahwa pada awalnya
diperkirakan air naik ke bagian atas tanaman karena adanya tekanan dari akar.
Hal ini didasarkan atas fakta bahwa jika batang tanaman dipotong dan kemudian
dihubungkan dengan selang manometer air raksa., maka air didalam selang akan
terdorong ke atas oleh tekanan yang berasal dari akar. Tetapi dari hasil
pengukuran yang intensif pada berbagai
jenis tanaman, maka besarnya tekanan tersebut umumnya tidak lebih dari 0,1 Mpa
(mega pascal). Selain itu tekanan akar hanya teramati pada kondisi tanah yang
berkecukupan air dan kelembaban udara relatif tinggi, atau dengan kata lain
pada saat laju transpirasi sangat rendah. (Lakitan, 1993).
Air sebagai sarana transport bagi unsur hara dari tanah
ke tanaman, diperlukan dalam proses metabolisme tanaman, seperti proses
fotosintesis, transpirasi tanaman dan pelarut sejumlah bahan organik bagi
tanaman. Peran air bagi proses fotosintesis jelas sebagai salah satu bahan
dasar bagi terbentuknya senyawa kompleks berupa karbohidrat, potein, lemak
dalam tanaman. Didalam tubuh tanaman air dapat masuk ke jaringan tanaman
berlangsung melalui proses difusi. Proses ini dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya karena: perbedaan konsentrasi air dan adanya faktor lingkungan yang
berperan dalam proses keseimbangan air yang ada pada sistem tanah, tanama dan
udara. (Supardi et al, 1978,
Suhartono et al, 2008)
BAB
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Agrobiologi dengan acara Respirasi dilaksanakan
mulai Tanggal 28 Maret 2013, Pukul 14.00-15.30 WIB. Dilaksanakan di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Dasar, Universitas Jember.
3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1. Tanaman pacar air (Impatien
balsemia)
2. Air
3.
Eosin (indikator pewarna merah)
4.
Parafin padat (malam)
3.2.2 Alat
1. Timbangan analitik
2.
Botol kaca
3. Pisau tajam
4. Penggaris
3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan
batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm (menghilangkan seluruh daun dan
bunga) batang tumbuhan pacar air sepanjang 20 cm dengan membiarkan organ-organ
seperti daun dan bunga.
2. Memotong miring
pangkal pucuk tanaman pacar air di dalam air denagan pisau yang tajam dan
segera memasukkan potongan tanaman tersebut pada boto yang telah berisi air dan
erosin. Memberi jarak kurang lebih 2 cm, pangkal bawah batang dari dasar botol.
3. Memberikan
parafin padat (malam) pada mulut botol, untuk menghindari kemungkinan
terjadinya penguapan. Pengamatan dilakukan setiap 45 menit sekali. Menimbang
botol beserta perlengkapannya, dan mencatat serta mengamati perubahan warna
pada batang tanaman akibat pemberian eousin. Mengulangi pengukuran sebanyak 2
kali (2× 45 menit)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2
Pembahasan
Transpirasi adalah suatu aktivitas yang di lakukan oleh tanaman untuk mengeluarkan sebagian air yang ada di
dalam tubuh tanaman melalui daun dan bertujuan agar siklus air yang terjadi
pada tanaman tetap berjalan normal. Proses transpirasi merupakan hal yang
sangat penting bagi tanaman khususnya untuk proses trnsport air. Transpirasi
akan menyebabkan perbedaan konsentrasi sehingga air yang berada pada tanah
dapat di absorbsi oleh akar tanaman dan di translokasikan ke daun melalui gaya
kapileritas yang terjadi pada pembuluh xylem. Sedangkan evaporasi ialah suatu
aktivitas penguapan air
Transpirasi
dapat terjadi apabila keadaan lingkungan mendukung, proses terjadinya
transpirasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu kelembaban, suhu dan intensitas
cahaya matahari. Laju transpirasi akan meningkat jika suhu lingkungan sekitar tinggi dan akan
menurun jika keadaan lembab, cahaya matahari akan meningkatkan suhu tanaman
sehingga dapat memicu proses transpirasi. Namun tidak selamanya laju
transpirasi yang cepat menguntungkan bagi tanaman, pada saat laju transpirasi
cepat namun persediaan air pada tanaman tidak seimbang maka taman akan
mengalami kekurangan air dan akhirnya menjadi layu.
Dari
praktikum yang di laksanakan dan melakukan percobaan terhadap paar air untuk
membuktikan proses transport air dan lau transpirasi maka di peroleh data yang
membuktikan bahwa tumbuhan mengalami proses respirasi. Pada percobaan yang d
lakukan
DAFTAR
PUSTAKA
Ai, Nio et al. 2010. Evaluasi Indikator Toleransi Cekaman Kekeringan Pada
Fase Perkecambahan Padi (Oryza Sativa L.). Biologi,
XIV (1). 50-54.
Anggarwulan,
Endang et al. 2008. Karakter Fisiologi Kimpul (Xanthosoma Sagittifolium
(L.) Schott) Pada Variasi Naungan Dan Ketersediaan Air. Biodiversitas, 9
(4). 264-258.
Evita.
2010. Respons Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Terhadap Cekaman Air. Percikan, 11 (1). 1-3.
Firmansyah,
R. , Mawardi, A. dan , Riandi, M. U. 2007. Mudah
dan Aktif Belajar Biologi. Bandung: PT Setia Purna Inves.
Hendriyani,
I. S, dan Setiari, N. 2009. Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan Kacang Panjang
(Vigna Sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Yang Berbeda. Sains dan Mat, 17 (3). 145-150.
Herlina,
Rose. 2008. Intisari IPA (Biologi) SMP.
Jakarta: PT Kawan Pustaka.
Lakitan,
B. 1993. Dasar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mikrajuddin,
E. A, Saktiono, dan Lutfi. 2007. IPA
Terpadu SMP dan MTs Jilid 2 A. Jakarta: Erlangga.
Suhartono, R. A et al. 2008. Pengaruh Interval
Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glicine Max (L)
Merril) Pada Berbagai Jenis Tanah. Embryo, 5 (1). 98-112.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar